Selama tahun 2016, pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat. Banyak peristiwa dan kondisi yang membuat aktivitas pasar modal bergerak flutuatif. Mulai dari Nawa Cita, tax amnesty, bahkan hingga aksi-aksi menjelang pilkada serentak yang carut maruk khususnya di Ibukota DKI Jakarta. Lantas bagaimana prospek investasi Indonesia ke depan di tahun 2017?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Lab Akuntansi, Investasi, dan Pasar Modal (AIPM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB-UB) menyelenggarakan acara Capital Market Outlook, dengan tema “Prospek Investasi Saham Tahun 2017”. Acara ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai perekonomian Indonesia termasuk pengaruhnya terhadap iklim investasi di pasar modal, sekaligus sebagai media edukasi bagi para mahasiswa untuk memulai investasi saham sejak dini.
Perwakilan dari BEI cabang Surabaya, Cita Mellisa, menjelaskan bahwa era sekarang jauh lebih mudah dalam memperoleh informasi, mengingat semakin pesatnya perkembangan tekonologi. Hanya dengan genggaman dan dalam hitungan menit kita dapat mengakses informasi mengenai pergerakan harga saham dan berita-berita terkait perusahaan yang kita investasikan. Investor juga dapat mengakses informasi mengenai laporan keuangan melalui situs-situs resmi di internet, seperti www.idx.co.id dan www.icamel.co.id.
Mellisa menjelaskan alasan-alasan kenapa kita harus berinvestasi antara lain: mudah, terjangkau, dan bukan termasuk judi. Mudah, karena semakin banyaknya perusahaan sekuritas yang dapat memberikan rekomendasi investasi yang tepat dan dapat dilakuakan via online, sehingga tidak harus memerlukan pengetahuan yang kuat atau pemantauan yang intensif. Dikatakan terjangkau, karena nilai investasi tidak harus tinggi atau menyesuaikan kemampuan investor, sehingga tidak memerlukan modal yang besar. Investasi bukan merupakan judi, sebab investasi dilakukan berkala dengan orientasi jangka panjang dan risiko yang dapat dikelola.
Melalui pemaparannya, Mellisa menjelaskan bahwa prospek Indonesia ke depan, antara lain pertumbuhan jangka panjang yang sangat baik dengan bertambahnya jumlah perusahaan yang listing di BEI. Indonesia juga diprediksi akan menjadi negara terbesar se-ASEAN dan sebagai negara yang paling diminati investor untuk berinvestasi. Selain itu, Indonesia juga diprediksi akan menjadi negara terbesar dalam hal market for digital activities. Prospek yang sedemikian baiknya diharapkan mampu dimanfaatkan baik bagi investor maupun calon investor untuk memulai berinvestasi di pasar modal, sehingga pertumbuhan dan pembangunan ekonomi terus mengalami perkembangan. (gde)