LATAR BELAKANG
Sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim, agama Islam dan kebudayaannya merupakan sesuatu yang tak terpisahkan bagi Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya sekolah-sekolah Islam dan pesantren yang berkembang pesat, khususnya di Jawa. Ribuan masjid maupun surau tersebar luas di seluruh penjuru daerah. Selain itu, kebudayaan yang beragam melahirkan bermacam-macam kegiatan religi berbeda antara satu daerah dengan daerah yang lain, namun tetap dengan tujuan yang sama yaitu beribadah kepada Allah SWT. Semboyan bhineka tunggal ika mencerminkan keanekaragaman di Indonesia, baik dalam hal bahasa, suku, adat, dan juga agama. Meskipun mayoritas penduduk beragama Islam, namun bukan berarti empat agama lain di anak tirikan. Karena alasan itulah aturan-aturan Islam atau syariat Islam tidak dapat dijalankan sepenuhnya di bumi pertiwi ini. Segala bentuk regulasi yang dikeluarkan pemerintah sudah selayaknya mengayomi seluruh warga negara indonesia tanpa terkecuali, tidak perduli suku, agama dan ras
Meskipun mayoritas penduduk beragama Islam, tidak banyak hukum-hukum Islam yang di berlakukan hanya sebagaian kecil peraturan Islam menjadi salah satu poin dalam undang-undang. Antara lain hukum waris, pernikahan dan jual beli. Salah satu hal yang disayangkan adalah peraturan tentang hukum syari’ah yang berfokus pada ekonomi Islam tidak di gunakan secara luas. Hukum ini bertujuan pada kemaslahatan umat sehingga tidak mengkhususkan diri pada kaum muslim saja, namun menyeluruh pada semua umat manusia.
Goncangan ekonomi dunia sempat membuat Indonesia kelabakan dan beberapa kali mengalami krisis, bahkan sampai saat ini. Hal ini menunjukkan bahwa sistem ekonomi yang berlaku tidak cukup kuat untuk menahan gejolak ekonomi dunia. Bukan hanya Indonesia, negara Eropa pun juga mengalami dampak yang sama. Namun ada beberapa negara Eropa yang berhasil bertahan dari krisis global, yakni Inggris. Pertanyaannya, bagaimana Inggris dapat bertahan dari kondisi dunia yang terpuruk itu?. Sistem ekonomi yang stabil dan kuat adalah jawabannya, sistem ekonomi yang dimaksud adalah sistem ekonomi syariah.
Jika Inggris yang notabene negara non muslim mampu dan berhasil menjalankan sistem ekonomi yang berbasis syariah. Mengapa Indonesia tidak? Seharusnya Indonesia lebih mampu untuk menjalankannya karena didukung oleh penduduk muslim yang besar, diharapkan mampu menjadi pendukung berjalannya sistem ini. Ekonomi syariah bertujuan untuk mencapai kemashlahatan umat, tidak dikhususkan untuk umat Islam saja tapi kepada seluruh manusia. Sayangnya ekonomi Islam belum populer digunakan di Indonesia. Berawal dari tahun 1992 sistem ekonomi Islam mulai berkembang, ditengarai dengan munculnya bank muamalat sebagai garda terdepan pendiri ekonomi Islam pada saat itu. Saat ini beberapa bank konvensional telah mengeluarkan produk bank syariah. Diharapkan bank-bank tersebut tidak hanya trend dalam masyarkat namun menjadi langkah awal unuk menjadikan sistem syariah berlaku menyeluruh di Indonesia.
Sebagai kader-kader ekonom robbani, mulai saat ini semangat Islami harus digalakkan dan di kenalkan secara luas. Banyak hal yang bisa kita lakukan, mulai dari hal kecil yakni melakukan kebiasaan-kebiasaan yang Islami dan memperdalam wawasan. CIES dalam hal ini lembaga legal di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya menjadi lembaga aktif yang berjuang untuk menegakkan sistem Islam, khususnya sistem ekonomi Islam mengajak seluruh mahasiswa(i) untuk ikut serta dalam pengenalan ekonomi Islam secara global. Langkah awal untuk mencapai tujuan itu, CIES mengadakan olimpiade CIES yang akan mengasah pengetahuan tentang ekonomi Islam yang diharapkan nantinya dapat mencetak generasi penerus yang mumpuni dibidangnya.
NAMA KEGIATAN
“CGTC” (CIES Got The Challenge)
TEMA KEGIATAN
“Menghidupkan kembali ekonomi Islam untuk keberkahan”
BENTUK KEGIATAN
Olimpiade CIES
Merupakan acara kompetisi untuk membentuk kader-kader ekonomi Islam dan memotivasi dalam pengembangan Ekonomi Islam.
Karya Tulis Ilmiah
Perlombaan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman peserta mengenai perkembangan ekonomi Islam serta isu kontemporer ekonomi dunia pada saat ini. Karya Tulis Ilmiah ini bertema, “membumikan ekonomi Islam dalam perekonomian Indonesia untuk meningkatkan sektor riil menghadapi MEA 2015”
Essai
Essai Ekonomi Islam ini merupakan sarana dan ajang untuk menyalurkan aspirasi dan ispirasi mereka untuk ikut serta dalam membangn perekonomian Islami yang mampu bertahan terhadap ketidakpastian ekonomi global. Esai ini bertema “Peran dan Pengaplikasian Sistem Ekonomi Islam dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia dalam menghadapi MEA 2015”
Pelatihan Karya Tulis
Kegiatan ini bertujuan untuk berbagi pengetahuan mengenai penulisan karya tulis ilmiah. Tentunya melalui pelatihan yang diadakan selama 2 kali tersebut diharapkan menjadi pemicu semangar peserta untuk mendalami kepenulisan karya tulis ilmiah. Kegiatan pelatihan ini di narasumber oleh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya yang ahli dalam penulisan karya tulis ilmiah.
PELAKSANAAN KEGIATAN
Pelatihan LKTI
LKTI Bisnis Islam
Waktu : 23 Mei 2015
Pukul : 08.00-12.00
Tempat : Aula gedung A
Pemateri : Achmad Zaky,SE.,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA
Pelatihan LKTI
LKTI Keuangan Islam
Waktu : 10 Oktober 2015
Pukul : 08.00-12.00
Tempat : Aula Gedung A
Pemateri : Prasetyo Adi Sulistyono
Olimpiade CIES
Babak penyisihan:
Waktu : 21 November 2015
Pukul : 08.00-09.30
Babak final:
Waktu : 21 November 2015
Pukul : 09.30-12.00
Tempat : Aula gedung F
Pendaftaran:
Pendaftaran dilaksanakan pada tanggal 4-23 Mei 2015, 1 – 10 Oktober dan 7-21 November 2015 di: Sekretariat UKM KSEI CIES FEB UB
Muhammad Rifai (089607124176)
Informasi lebih lanjut:
Muhammad Said Hannaf (081232471826)
Muhammad Rifai (089607124176)
Kanza Nabeela Putri (087701770635)