Al-Quran, pedoman hidup manusia (khususnya umat Islam) diturunkan sekitar 14 abad silam. Berisi wahyu yang yang terdiri 30 juz 114 surat dan 6666 ayat, telah banyak pakar dan tokoh melakukan riset terhadap kebenaran kitab suci bagi umat Islam ini. Dr Gary Miller, seorang ahli matematika dan teologi berkebangsaan Kanada melakukan studi empiris mengenai Al-Quran dan ia pun menuangkannya dalam buku berjudul “The Amazing Quran”. Buku Dr Gary Miller, seorang mualaf yang kini berganti nama menjadi Abdul-Ahad Qomar inilah yang diangkat dalam Kuliah Tujuh Menit (Kultum) oleh Prof Armanu Thoyib, SE.,M.Sc.,PhD dalam Rapat Evaluasi Semester Genap dan Buka Puasa Bersama Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) yang berlangsung Jumat (10/8) di Hotel Tugu, Malang.
Diceritakan oleh Prof Armanu mengenai intisari dari The Amazing Quran yang fenomenal. “Dalam buku The Amazing Quran, awalnya Dr Gary Miller berupaya untuk mencari kekurangan-kekurangan Al-Quran yang ditulis 14 abad lalu. Namun, hasil riset berbuah pembenaran-pembenaran Al-Quran”, jelas Guru Besar FEB UB yang dipercaya untuk memberikan siraman rohani menjelang berbuka. Diurai oleh Prof Armanu beberapa pembenaran dalam buku tersebut, yaitu ketika Dr Gary Miller mendatangi seorang pelaut dan meminta pelaut tersebut membaca terjemahan Al-Quran. Usai membacanya, sang pelaut pun mengakui kebenaran Al-Quran yang secara jelas menggambarkan kehidupan di laut. Kebenaran ini membawa pada kesimpulan bahwa Al-Quran bukan saja merupakan hasil buah pikir manusia, melainkan merupakan wahyu Allah. Hal ini dikarenakan Nabi Muhammad SAW, sebagai penerima wahyu Al-Quran tidak pernah merasakan hidup di laut, tapi dalam Al-Quran tergambar jelas kehidupan yang sama dengan yang dialami sang pelaut.
Kedua, pada sebuah pertemuan ilmuan di Riyad, yang membahas mengenai ayat-ayat Al-Quran tentang embriologi (kehidupan dalam kandungan). Hasil tak terduga juga didapati pada pertemuan yang mengundang para ahli itu yaitu kebenaran dan kesesuaian antara isi Al-Quran dan kehidupan dalam kandungan yang dapat diamati melalui alat khusus. “Al-Quran dapat menggambarkan kehidupan dalam kandungan yang tidak mungkin bisa dilihat dengan mata telanjang. Dan, yang seperti kita ketahui alat mikroskop baru ditemukan pada abad 16, jauh sebelum Al-Quran diturunkan”, tambah Prof Armanu.
Atas pembenaran demi pembenaran dalam perjalanan studi empiris Dr Gary Miller, Prof Armanu menarik beberapa manfaat yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan saat ini. “Hendaknya kita bisa menghargai dan mengapresiasi karya teman, menyampaikan dan menasihati sesame kita dalam hal kebaikan serta selalu introspeksi diri untuk peningkatan kualitas kita dihari-hari ke depan”, ungkapnya mengakhiri Kultum.
Dalam acara Buka Puasa Bersama ini, Jurusan Manajemen FEB UB juga turut mengundang anak yatim piatu dari Panti Asuhan Sunan Kalijaga, Tasikmadu-Malang. Kesempatan tersebut juga dimanfaatkan oleh Jurusan Manajemen FEB UB untuk memberikan santunan untuk para anak yatim piatu. (ris)