Desiminasi Kajian Badan Kebijakan Fiskal Perlu Input dari Akademisi

(Indonesia) Lebih Dari 800 Orang Memadati Lapangan Parkir FEB UB Dalam Acara Gebyar Akuntansi 2016
19 October 2016
Vens Coffeeversary, 300 Cup Kopi Gratis Untuk FEB UB
24 October 2016

 

Pajak merupakan sumber pendapatan terbesar Indonesia. Pengumpulan pajak merupakan tombak utama dalam memperlancar pendapatan negara.  Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Republik Indonesia mempunyai sebuah model penerimaan perpajakan terbaru yang kemarin (20/10) disampaikan dalam Desiminasi Kajian di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Kunjungan BKF ini juga mengundang Direktorat Jendral Pajak Jatim III dan bertempat di Ruang Sidang Utama Gedung Dekanat FEB UB mulai pukul 9.30-11.30 WIB.

Disebutkan oleh salah satu perwakilan BKF bahwa tujuan kunjungan ini dilakukan untuk mendapatkan feedback dari para akademisi dan penyempurnaan dari model penerimaan pajak sebelumnya. Pihak akademisi yang turut hadir dalam acara ini yakni sekitar 40 Mahasiswa S2, Dosen, dan Profesor. Prof. Fajri Ananda, Ph.D. juga hadir dan memberikan feedback untuk tool baru ini.

Menurut pemaparan BKF, model proyeksi penerimaan perpajakan yang sedang dikembangkan ini dipengaruhi oleh basis pajak. Semakin tinggi basis pajak semakin tinggi juga penerimaannya. Untuk basis pajak juga dipengaruhi faktor dari internal yakni kondisi makroekonomi Indonesia. Karena pada model sebelumnya pengaruh basis pajak sangat kecil dibandingkan dengan nilai tukar. Disebutkan pula bahwa model baru mereka ini, digunakan untuk menyelidiki pengaruh makroekonomi itu dan pengaruh basis pajak, serta mengetahui proyeksi basis pajak dan proyeksi penerimaan pajak.

Prof. Fajri Ananda, Ph.D. memberikan tanggapan langsung mengenai model penerimaan pajak yang sedang dikembangkan BKF , “seringkali realisasi tidak sesuai dengan problematika pengumpulan pajak dan administrasi” tegasnya. Kemudian pihak Kanwil DJP Jatim III juga memberikan tanggapan balik mengenai akses data di kantor operasional yang masih susah. Terakhir merupakan tanggapan dari Dosen Ekonometrika FEB UB ”model yang digunakan bergerak tanpa mempertimbangkan masa lalu” ungkapnya. Maksutnya bahwa penerimaan pajak tahun ini tentu juga pengaruh dari model sebelumnya. (lst)