Dialog Jurusan Ilmu Ekonomi dan Stakeholder

Brawijaya Economic and Business Choir (BEBC) Kembali Berjaya
27 May 2012
E – Care 2012
29 May 2012

Senin (28/5) bertempat di Gedung F Lantai 7 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) diadakan sebuah dialog jurusan dan stakeholder dengan tema “Benchmarking Kompetensi Mahasiswa dan Lulusan Pada Stakeholder Untuk KBK Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya”.

Dialog jurusan dan stakeholder diselenggarakan dengan tujuan untuk mengetahui kompetensi mahasiswa  FEB UB khususnya pada Jurusan Ilmu Ekonomi (IE) terhadap persaingan di dunia kerja. Dalam dialog yang dipandu oleh Dr. Ghozali Maski, SE., MS (Ketua Jurusan IE FEB UB) dan Dr. Asfi Manzilati, SE., ME (Ketua Program Studi) ini, hadir 2 pemateri dari Bank Indonesia dan Bank Rakyat Indonesia.

Pada sesi pertama oleh pemateri dari Bank Indonesia Cabang Malang, Edi Kristianto (Manager Humas Bank Indonesia Cabang Malang), dipaparkan mengenai manfaat himpunan dalam pengembangan mental dan soft skill mahasiswa dalam menghadapi persaingan didunia kerja, etiket berpenampilan sebagai salah satu nilai tambah bagi mahasiswa dalam bekerja. Terkait manfaat himpunan atau keaktifan mahasiswa dalam berorganisasi ketika kuliah, Edi Kristianto menyampaikan bahwa organisasi melatih mahasiswa untuk berkomunikasi, berpikir, dan kerja tim. Mahasiswa yang aktif berorganisasi dengan mahasiswa yang hanya berorientasi pada kuliah akan menunjukkan perbedaan yang mencolok pada cara berkomunikasi dan wawasan yag dimiliki. Edi Kristianto juga menambahkan materi lain terkait dunia perbankan, khususnya Bank Indonesia selaku bank sentral diantaranya yaitu bidang tugas bank sentral yang meliputi riset dan kebijakan moneter, pengelolaan devisa, peramalan model ekonomi, dan peramalan inflasi nasional dan daerah.

Bank Indonesia sebagai bank sentral telah banyak menjalankan program-porgram untuk meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat, salah satunya yaitu pemberian modal kepada pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM). “BI telah menyalurkan dana kepada UKM, salah satunya yaitu pemberian modal sebesar 250 juta  kepada para petani jamur di Bromo untuk berbudidaya jamur kancing. Yang mana saat ini, usaha yang menjadi binaan Bank Indonesia ini telah menjadi banyak incaran bank-bank lain dengan nilai investasi 6 Milliar Rupiah dan juga telah membantu lebih dari 60 kepala keluarga di Wilayah Bromo, “ ungkap Edi Kristianto.

Sesi kedua dilanjutkan dengan materi dari Tim Bank Rakyat Indonesia (BRI) yaitu Erdianto Sigit (Wakil Pimpinan Bank Rakyat Indonesia Cabang Malang), Endang (Kepala Sumber Daya Manusia Bank Rakyat Indonesia Cabang Malang) dan Hariatno (Staff Senior Bank Rakyat Indonesia Cabang Malang). Tim dari salah satu bank terkemuka milik negara ini memaparkan materi tentang basis-basis dasar dan juga kompetensi bagi mahasiswa sebagai fondasi dalam mencari kerja. Sejalan dengan pemateri dari BI, pemateri dari Tim BRI juga menyampaikan mengenai beberapa kompetensi yang dibutuhkan di dunia kerja meliputi soft skill, networking skill, keahlian dibidang yang ditekuni, kemampuan mengelola keuangan, ” ungkap Hariatno yang juga alumnus Universitas Diponegoro.

Usai pemaparan oleh pemateri, dialog berlanjut dengan sesi diskusi yang cukup menarik khususnya mengenai ramalan kompetensi yang dibutuhkan dimasa datang. Salah satu pertanyaan muncul dari Ketua Program Studi Ekonomi Perbankan FEB UB, David Kaluge SE., MS., M.Ec..-Dev., Ph.D mengenai kompetensi apa yang dibutuhkan dunia perbankan 10 tahun mendatang dan juga metode apa yang digunakan BRI supaya mendorong jiwa wirausaha pada mahasiswa. Menanggapi pertanyaan tersebut dari tim BRI mencoba menjawab bahwa untuk mendapatkan kompetensi yang dibutuhkan mahasiswa haruslah merubah pola “kuliah – pulang”. Lebih lanjut, Erdianto Sigit menegaskan bahwa dalam perkuliahan tidak hanya nilai yang dikejar namun juga cara berorganisasi dan juga cara berkomunikasi yang baik. BRI sebagai bank yang dikenal merakyat ini juga telah melakukan banyak program sama halnya dengan yang dilakukan BI dalam mendorong jiwa wirausaha. “BRI kerap melakukan benchmarking ke perusahaan atau UKM yang sukses”, tambah Erdianto Sigit mengakhiri sesi diskusi. (dinar/ris)