Ekonomi kreatif merupakan tahapan yang paling maju dalam sebuah fase pembangunan. Tahapan pembangunan biasanya dimulai dari sektor pertanian, menuju sektor manufaktur (industri), lanjut ke sektor knowledge economy dan berakhir di ekonomi kreatif.
Dengan kreatifitas, maka pembangunan ekonomi akan lebih berkualitas karena esensi sebuah “ilmu ekonomi” adalah bagaimana menggunakan sumber daya dengan cara lebih efisien untuk mencapai tujuan-tujuan pembangunan. Dengan kreatifitas, maka akan mengubah “mindset” kita dalam memecahkan masalah dengan lebih baik, akan mengubah “mindset” kita dalam menggunakan sumber daya, serta akan mengubah “mindset” kita terhadap lingkungan.
Oleh karena itu, pemerintah daerah perlu memahami esensi sebuah ekonomi kreatif yang secara definitif adalah kemampuan untuk mengkolaborasikan sebuah teknologi, kreatifitas, pengetahuan, budaya dan “ilmu ekonomi” menjadi sesuatu yang bermanfaat dan bernilai tambah. Setiap daerah tentu memiliki seluruh potensi ini yang didapat dari seluruh elemen masyarakat, perguruan tinggi, sekolah-sekolah, kelompok-kelompok seni dan lain sebagainya.
Sekarang tinggal bagaimana membangkitkan potensi-potensi tersebut, dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk tampil dalam even-even yang diselenggarakan daerah. Dengan hal ini, maka proses terus memperbaiki dan mempelajari akan menjadi tahapan yang akan mereka lalui sehingga menjadi sebuah “performance” atau hasil yang semakin baik.
Saya teringat ketika studi di Adelaide, selalu ada pertunjukan terjadwal yang bertajuk “OZAsia”. Pertunjukan ini digilir dari pelaku seni dari berbagai negara setiap tahunnya, bahkan Indonesia pernah menjadi salah satu tema pertunjukan seni di ajang bergengsi tersebut. Festival OZAsia mampu menarik banyak wisatawan dari wilayah-wilayah lainnya di Australia untuk datang dan menikmati pertunjukan yang disediakan oleh panitia. Hal ini menunjukan bahwa Festival merupakan salah satu strategi marketing daerah untuk menarik wisatawan dan menjadi salah satu branding daerah.
Selain itu, hadir banyak festival-festival yang selalu rutin di selenggarakan seperti: Festival Minuman anggur (Adelaide wine festival), Festival musik dan tari (WOM Adelaide), Festival Kota (Stirling) dan lain sebagainya.
Festival adalah sebuah ajang untuk melatih kreatifitas, karena apa yang ditampilkan betul-betul harus memberikan kesan yang indah dan tak terlupakan. Sehingga, jika daerah mampu mendorong festival dan even yang baik dan terjadwal maka akan membantu “branding” daerah menjadi lebih baik.
Kotanya akan lebih mudah dikenal, kotanya akan lebih bersih karena merasa selalu ada tamu yang datang, dan kotanya akan terus belajar (berimprovisasi) dari waktu ke waktu.
Festival yang diselenggarakan daerah di Indonesia salah satunya dapat kita pelajari di Kabupaten Banyuwangi yang saat ini menyelenggarakan 72 Festival dalam 1 tahun. Hal inilah yang membawa Banyuwangi mendapatkan award dari UN (United Nation) WTO (World Tourism Organisation), khususnya dalam kategori inovasi kebijakan publik dan “good governance” dimana penyelenggaraan festival mampu menggerakan SKPD dan staf-staf pemerintah untuk berkolaborasi dan bekerjasama untuk mensukseskan sebuah even atau festival yang diadakan.
Hal ini menjelaskan bahwa selain Banyuwangi mampu memperbaiki “local branding” dan identitasnya sebagai daerah yang memiliki potensi seni, festival ini mampu mereformasi birokrasi pemerintah yang ada menjadi lebih tanggap terhadap masalah-masalah yang ada di sekitar. Mulai dari kebersihan, tata ruang, keindahan kota, fasilitas publik dan lain sebagainya. Artinya, sebuah festival mampu menjadi pengungkit perubahan sektor-sektor lainnya yang berkaitan.
Malang tentu memiliki banyak potensi yang layak di “pamerkan” dalam bentuk festival-festival. hal ini selain dapat menjadi alternatif hiburan bagi masyarakat lokal, hal ini dapat menjadi kebanggaan atas kekayaan budaya yang dimiliki oleh masyarakat malang. Dengan adanya festival, maka potensi-potensi daerah akan segera muncul dan mereka akan terus belajar berkreatifitas dan berinovasi untuk menampilkan yang terbaik. Jadikan ajang ini untuk mengasah sebuah kreatifitas sehingga masyarakat akan terlatih untuk menjadi lebih kreatif dan menghargai karya teman-teman mereka.
Terakhir, membangun kreatifitas yang bernilai dan bermanfaat bagi pembangunan perlu sarana untuk berproses dan belajar terus. Oleh karena itu, ciptakanlah sebuah festival dan even yang kontinyu sebagai sarana ekplorasi kreatifitas masyarakat yang semakin maju. (Dias Satria)