<!–:en–>Dean’s Dialogue: Kebijakan Parkir Peroleh Atensi Terbanyak<!–:–><!–:id–>Dean’s Dialogue: Kebijakan Parkir Peroleh Atensi Terbanyak<!–:–>

<!–:en–>Jaring Aspirasi Melalui Dean’s Dialogue<!–:–><!–:id–>Jaring Aspirasi Melalui Dean’s Dialogue <!–:–>
23 February 2015
Wisuda Periode VI TA. 2014/2015
24 February 2015

Setiap kebijakan baru diterapkan, pro dan kontra menjadi hal yang “lumrah” terjadi. Hal ini jelas nampak  sejak diterapkannya kebijakan-kebijakan baru terkait aturan parkir bagi mahasiswa, dosen dan karyawan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB).

Bersamaan dengan dimulainya semester genap 2015/2016, berbagai kebijakan diterapkan di FEB UB diantaranya aturan parkir bagi mahasiswa, dosen dan karyawan.  Aturan parkir yang diharapkan dapat mengurangi kemacetan di sekitar FEB UB nyatanya mendapat atensi cukup banyak dari mahasiswa. Hal ini terlihat dari hasil dialog antara Dekan FEB UB, Prof Candra Fajri, PhD dengan mahasiswa melalui Dean’s Dialogue.

Pada dialog itu, mahasiswa banyak memberikan pertanyaan dan saran untuk pelaksanaan yang lebih baik diantaranya perluasan lahan parkir sepeda dan penerangan area parkir di Samantha Krida pada malam hari. Dekan pun memberikan jawabannya dengan menjelaskan tujuan dari kebijakan parkir yaitu untuk mengurai kemacetan dan penataan lingkungan yang teratur. Dekan juga merencanakan untuk memperluas lahan parkir sepeda dan mengusulkan kepada pihak UB untuk segera menambah penerangan area parkir di Samantha Krida yang dianggap penting untuk keamanan karena ada sebagian mahasiswa yang memiliki jadwal kuliah malam. Tidak hanya itu, Dekan juga akan mengupayakan untuk mengalihkan parkir motor ke lahan parkir semula bila sudah melewati jam 5 sore.

Kebijakan baru ini juga mendapat atensi dari mahasiswa asing asal Jerman, Gambia, dan Turki yang turut hadir dalam Dean’s Dialogue. Para mahasiswa asing ini membagikan pengalamannya dengan memberikan gambaran mengenai suasana kampus yang ada di Negara asalnya. Felix, mahasiswa asal Jerman menceritakan bagaimana ia dan mahasiswa lain di Jerman terbiasa berjalan kaki atau bersepeda ke kampus. Transportasi umum juga menjadi pilihan utama bagi sebagian besar mahasiswa yang akan kuliah. Hal senada juga dialami oleh mahasiswa asing lainnya di Negara asalnya.

“Kita semua sudah mendengar bahwa di Negara-negara lain, para mahasiswa terbiasa berjalan kaki dan bersepeda. Mereka juga banyak memanfaatkan transportasi umum dibandingkan menggunakan kendaraan sendiri.”, jelas Dekan.  Ditambahkan oleh Dekan bahwa kondisi transportasi umum di Indonesia yang belum memenuhi harapan menjadi alasan mahasiswa untuk tetap menggunakan kendaraan pribadi.

Lahan parkir yang semakin berkurang karena banyaknya mahasiswa yang membawa motor dan mobil menciptakan permasalahan yang tidak ada habisnya.  Menghadapi kondisi itu, Dekan pun membuat kebijakan untuk membagikan sepeda dan jas hujan kepada mahasiswa dengan harapan akan lebih banyak lagi mahasiswa yang bersepeda ke kampus. Dekan mengapresiasi mahasiswa, dosen dan karyawan yang sudah mulai bersepeda ke kampus, karena selain mengurangi polusi, kebiasaan bersepeda juga akan menyehatkan tubuh. (ris)