Inspirator Kaum Muda, Dr Dra Wayan Karthi, Wisudawati Usia 79 Tahun

FEB UB Lepas Wisudawati Usia 79 Tahun
6 October 2013
Lomba Karya Tulis 2013 Dinas Kehutanan Pemrov Jatim
9 October 2013

Ramah, murah senyum dan penuh semangat, hal itulah yang selalu terpancar dari wajah Dr Dra Wayan Karthi Sutardjana, MM, perempuan berusia 79 tahun asal Bali yang menjadi satu dari 92 wisudawan wisudawati pada Pelepasan Wisudawan Wisudawati FEB UB Periode III Tahun Akademik 2013/2014 yang dilaksanakan pada Minggu (6/10) di Basement Gedung E FEB UB.

“Saya beruntung dan bersyukur bisa mengikuti wisuda ini, karena saya sempat khawatir akan kehabisan tiket pesawat karena undangan wisuda baru saya terima beberapa hari lalu.”, ungkap pendiri lembaga pendidikan tinggi yang bergerak dalam bidang ahli madya kebidanan, Akademi Kebidanan (Akbid) Kartini Bali ini.

Perempuan yang telah dikaruniai 2 orang anak, 3 orang cucu dan 1 orang cicit ini meraih penghargaan sebagai wisudawati berprestasi karena keberhasilannya dalam menyelesaikan pendidikan doktor  bidang ilmu manajemen tepat waktu (3tahun 1 bulan). Dr Wayan, sapaan akrab perempuan yang juga berprofesi sebagai bidan ini, sekaligus menjadi satu-satunya wisudawati berusia lanjut yang pernah ada di FEB UB.

“Orang tua saya asal Desa Besan Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung. Pendidikan formal saya yang pertama yaitu kebidanan. Gelar sarjana saya peroleh dari Universitas Mahendradatta pada tahun 1987. Kemudian pada tahun 2008 saya melanjutkan studi S2 di Universitas Wijaya Putra Surabaya dan pada tahun 2010 saya masuk ke Program Doktor Ilmu Manajemen FEB UB” jelas Ketua Ikatan Bidan Indonesia Provinsi Bali Periode 1998-2008 ini.

“Tujuan saya melanjutkan studi adalah untuk menopang organisasi yang saya miliki sekaligus menjadi contoh bagi yang lainnya. Saya juga sangat terinspirasi ketika mengetahui ada beberapa orang berusia lanjut di luar negeri yang juga berhasil menyelesaikan studi doktornya dengan baik. Dan, yang terpenting adalah adanya dukungan dari banyak pihak termasuk pemerintan, karena meskipun ada peribahasa dimana ada kemauan, disitu ada jalan, tapi bila tidak ada dana maka akan menjadi kendala dalam mencapai tujuan”, terang Dr Wayan yang mendedikasikan sebagian besar hidupnya pada dunia kesehatan, khususnya kebidanan, yang juga dituangkan dalam Disertasinya mengenai loyalitas dan kepuasan pasien.

Saat ditanya mengenai kendala dan hambatan, Dr Wayan mengakui bahwa ia tidak mengalami hambatan yang berarti dalam menyelesaikan studi doktor-nya. “Banyak sekali dukungan dan bantuan selama studi ini. Saya berterima kasih kepada dosen pembimbing saya Prof Armanu Thoyib, Prof Eka Afnan dan Dr Mintarti, khususnya kepada Prof Djumilah yang memberikan saya tempat bila sedang berada di Malang,” ungkap wisudawati dengan IPK 3.47 ini. Ia pun menjadikan dosen-dosennya sebagai inspirator untuk meraih gelar Guru Besar. “Saya masih memiliki keinginan untuk menjadi seorang Guru Besar. Di samping, setelah wisuda ini saya akan mengurus perubahan status Akademi Kebidanan Kartini Bali menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES).

Lebih lanjut, Dr Wayan berpesan kepada muda mudi untuk mengejar ilmu dimana pun dan kapan pun. “Kejar ilmu selagi muda, pacu diri untuk terus maju. Jangan puas dengan gelar sarjana (S1), kalau memungkinkan capailah gelar Guru Besar”, pesan Dr Wayan penuh semangat. (ris)