BEM FEB UB mengadakan Kajian Isu yang mengangkat tema seputar BBM. Kajian ini sebagai bentuk respon aktif dari mahasiswa dan menumbuhkan ketanggapan terhadap isu-isu yang terkait dengan ekonomi. Kajian ini diselenggarakan di ruang A3 gedung A pada hari jumat (24/05/13) dengan pemateri Prof. Erani Yustika. Kajian ini terbuka untuk mahasiswa dari fakultas lain.
Kajian ini dibuka dengan penampilan dari EGO disusul dengan pemutaran video sebagai abstraksi dari isu yang ada. Setelah sambutan dari pihak BEM FEB UB selaku penyelenggara, diadakan pengupasan isu kajian secara bersama-sama. Kebijakan kenaikan BBM selalu memunculkan dua tegangan: penyelamatan APBN atau penyelamatan makroekonomi (adanya inflasi). Jjka pemerintah menaikkan BBM harus ada kompensasi untuk masyarakat. Kompensasi yg diberikan untuk masyarakat adalah Transportasi publik yg bagus dan murah, Penyediaan energi alternatif yangg lebih murah misalnya gas.
“Karena sudah membebankan kenaikan BBM untuk rakyat pemerintah juga mempunyai kewajiban yang harus segera diselesaikan” ungkap Erani. Kewajiban itu melingkupi pembangunan energi yang bisa diperbarui, untuk menggantikan energi minyak yang kini harganya melambung. Selain itu perlunya reformasi tata kelola migas dan sumber daya alam lainnya. karena 80% pengelolaan Migas & SDA di Indonesia dikuasai asing. Dan kewajiban yang terakhir adalah perbaikan tata kelola APBN untuk menghindari korupsi, kebocoran, dan inefisiensi.
Erani hanya memaparkan beberapa pandangan tentang efek serta hal yang seharusnya bisa dilakukan pemerintah sebagai kompensasi atas naiknya BBM jika hal itu memang direalisasikan. Kenaikan BBM juga menyebabkan beberapa masalah baru yaitu inflasi, kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan. Sebenarnya masih ada alternatif lain selain dinaikkannya BBM. Semoga pemerintah benar-benar mengambil jalan tengah dari persoalan ini. (apk)