Mahasiswa Akuntansi Harus Segera Persiapkan Diri Hadapi Persaingan Global

Pelatihan Pelayanan Prima Bagi Tenaga Kependidikan FEB UB
23 November 2013
Workshop English Public Speaking (WEPS)
25 November 2013

Senin (25/11), bertempat di Gedung Widyaloka Universitas Brawijaya (UB) diadakan Seminar Nasional yang merupakan salah satu rangkaian dari Brawijaya Accounting Fair (BAF) 2013. Terdapat empat orang pemateri inspiratif yang dihadirkan dalam seminar ini. Dari keempat pemateri tersebut, dua diantaranya merupakan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), yakni Wildan Syafitri, SE., ME., Ph.D. dan Prof. Dr. Unti Ludigdo, SE., MSi., Ak.. Sementara dua berikutnya merupakan pengurus Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yakni Heliantono, Ak., M.Ak., CA., CPA., CIFRS (Anggota Dewan Pengurus Nasional IAI) dan Prof. Tjiptohadi Sawarjuwono, M.Ec., Ph.D., CPA., CA. (Ketua IAI Wilayah Jawa Timur). Seiring dengan semakin dekatnya pemberlakuan Asean Economic Community 2015 (AEC 2015), gelaran ini mengusung tema “Accounting in Economic Liberalization: Challenges and Opportunities”. Perkembangan perekonomian di Indonesia menempatkan negara ini di posisi ke 16 dalam aspek ekonomi dari ratusan negara yang ada di dunia. Kedepannya perekonomian Indonesia diprediksi akan semakin meningkat. Tentunya hal ini akan memancing Akuntan dari berbagai negara untuk menjadikan Indonesia sebagai lahan kerja mereka. Maka dari itulah para Akuntan Indonesia harus segera bersiap menghadapi persaingan global yang akan semakin ketat. Agar para Akuntan Indonesia mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

Wildan Syafitri, SE., ME., Ph.D. mendapat kesempatan pertama untuk menyampaikan materi. Dalam materinya, Beliau mengingatkan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan ekonomi guna menghadapi AEC 2015. Berdasarkan penuturan Beliau, beberapa hal yang menjadi kendala bagi Indonesia adalah masih tingginya angka korupsi, kurang memadainya infrastruktur dan masih banyak lagi. Tidak bisa dipungkiri kendati kondisi perekonomian Indonesia tengah berkembang pesat, masih belum diimbangi dengan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai. Hal ini akan sangat riskan bagi Indonesia dalam menghadapi AEC 2015. Karena tentunya SDM dari berbagai negara banyak yang melirik peluang untuk bekerja di negara anggota G20 ini. Apabila tidak segera dilakukan peningkatan kualitas SDM Indonesia, bukan tidak mungkin SDM Indonesia akan kalah bersaing SDM dari negara-negara sesama anggota Asean.

Materi berikutnya disampaikan oleh Prof. Dr. Unti Ludigdo, SE., MSi., Ak.. Beliau menekankan pada pentingnya profesionalitas bagi para Akuntan. Aspek ini merupakan salah satu yang menentukan kualitas seorang Akuntan. Merupakan hal yang wajib pula untuk memiliki kompetensi yang mumpuni dalam hal akuntansi dan patuh pada kode etik profesi. Beliau juga membahas tentang minimnya jumlah akuntan publik di Indonesia. Berdasarkan data yang dihimpun hingga Mei 2013, dari 52.637 orang Akuntan Beregister, hanya 1019 orang yang menjadi Akuntan Publik. Padahal kebutuhan masyarakat akan peran Akuntan Publik masih belum terpenuhi. Apalagi akuntan-akuntan publik yang ada saat ini lebih terpusat di Pulau Jawa, terutama di Jakarta dan sekitarnya. Peluang ini rawan diambil oleh Akuntan-akuntan dari luar negeri yang akan semakin banyak berdatangan ke-Indonesia seiring dengan akan diberlakukannya AEC 2015. Namun para mahasiswa harus optimis menghadapi tantangan di masa yang akan datang. “Apabila sudah pesimis terlebih dahulu, maka Kalian sudah kalah sebelum berperang”, pesan Prof. Dr. Unti Ludigdo, SE., MSi., Ak. pada para peserta seminar.

Berlanjut ke materi selanjutnya yang disampaikan oleh Heliantono, Ak., M.Ak., CA., CPA., CIFRS.. Ketika AEC 2015, Akuntan Indonesia dapat berpraktek atau memberikan jasa di berbagai negara anggota ASEAN, begitu pula akuntan-akuntan mereka. Seharusnya Kita tidak perlu khawatir dengan diberlakukannya AEC 2015, karena sudah sejak lama ada Akuntan dari luar Indonesia yang berpraktek di Indonesia. “Kue milik Indonesia terlalu besar jika hanya dimakan oleh Akuntan Indonesia”, ujar Beliau. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta, wajib pajak perorangan dan wajib pajak badan yang juga lebih besar daripada negara-negara lain membuat Indonesia sebagai negara yang sangat menarik bagi Akuntan-akuntan berbagai negara karena besarnya potential demand terhadap jasa Akuntan belum diimbangi dengan jumlah Akuntan Indonesia yang memadai. Terlebih lagi Akuntan dari sejumlah negara memiliki kualitas diatas Akuntan dari negara Kita. Maka dari itulah, Kita yang harus segera meningkatkan kualitas dan kuantitas dari Akuntan negara Kita. Musuh terbesar Kita adalah diri sendiri, Kita harus bisa mengalahkan diri sendiri untuk menjadi lebih baik. Ketahui diri sendiri, lakukan hal yang perlu Kita lakukan untuk menjadi lebih baik dan berdaya saing. “Indonesia tergantung pada Anda”, pesan Beliau pada para peserta seminar.

Kemudian materi terakhir dijelaskan oleh Prof. Tjiptohadi Sawarjuwono, M.Ec., Ph.D., CPA., CA. yang juga berprofesi sebagai dosen di Universitas Airlangga. “Untuk menjaga kompetensi, para Akuntan perlu mengikuti pendidikan profesional berkelanjutan dan menjadi anggota profesi”, tegas Beliau. Ada beberapa kriteria bagi seorang Akuntan untuk disebut Profesional. Pertama, memiliki register akuntan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kedua, memiliki pengalaman dan/atau menjalankan praktek keprofesian di bidang akuntansi, baik di sektor pendidikan, korporasi, sektor publik, maupun praktisi akuntan publik. Ketiga, menaati dan melaksanakan standar profesi. Keempat, menjaga kompetensi melalui pendidikan profesional berkelanjutan. Apabila seorang Akuntan telah memenuhi keempat hal tersebut, maka kualitasnya sudah terjamin dan akan terus meningkat. Sehingga daya saing dibanding akuntan lain pun juga akan meningkat. Hal-hal itulah yang perlu diperhatikan untuk menghadapi AEC 2015 agar tidak sampai kalah bersaing dengan akuntan asing. Menutup materinya, Prof. Tjiptohadi Sawarjuwono, M.Ec., Ph.D., CPA., CA berpesan pada para peserta seminar, “Jadilah harapan Bangsa dan jadilah yang terbaik”.

Selain seminar nasional, kegiatan yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi ini juga dirangkai dengan “BAF 2013 Competition”. Kompetisi tersebut terdiri dari Debate Comptetition, Professional Judgement Challenge dan Case Analysis dengan peserta dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. BAF merupakan kegiatan yang rutin diadakan tiap tahun guna memberikan konstribusi positif bagi perkembangan Akuntansi di Indonesia. (azm)