Menjadi Wirausahawan Tidak Harus Menunggu Setelah Lulus

JAFEB Adakan Pelatihan bagi Guru SMA dan SMK Negeri Se-Kota Malang
14 November 2013
FEB Kedatangan Siswa SMA Labschool Kebayoran
15 November 2013

Kamis (14/11), Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen (HMJM) mengadakan suatu kegiatan Coffe Share dengan mengusung tema “It’s Time to be Young Entrepreneur”. Kegiatan ini bertujuan untuk sharing tentang berbagai hal yang ada di Jurusan Manajemen FEB(Fakultas Eknomi dan Bisnis) dan pengalaman-pengalaman dari alumni yang telah sukses. Pada kesempatan kali ini, hadir Radityo Putro Handrito, SE., MM. selaku perwakilan dari Jurusan Manajemen FEB dan Siti Hajnia, SE. yang merupakan alumni sekaligus owner Saboten Shokudo. Berlangsung di Aula Gedung D FEB, acara ini berlangsung dengan lancar dan para peserta pun tampak antusias. Saboten Shokudo adalah suatu rumah makan masakan Jepang dengan konsep dan tema yang khas Jepang pula.

Siapa mengira bahwa rumah makan tersebut telah dirintis sejak Siti Hajnia, SE. masih kuliah semester 2? Tentunya masyarakat tidak mengira hal itu. Beliau tidak sendiri merintis usaha kuliner ini, sejumlah teman turut merintis bersama-sama. Bukanlah hal yang mudah merintis bisnis sekaligus kuliah. Terlebih lagi fase awal bisnis memang memilik banyak kendala, seperti yang dikatakan Siti Hajnia, SE. “Awal-awal usaha tuh seperti anak bayi, sedang lucu-lucunya. Kita harus fokus menghadapi berbagai kendala dan menyita banyak waktu luang”. Beliau juga menceritakan bagaimana meminjam uang kepada orang tua sebagai modal. Sebelum meminjam pun harus menjelaskan secara detail tentang bisnisnya dan prospek kedepan. “Dulu saya melakukan berbagai hal di rumah makan saya, mulai dari cuci piring, bersih-bersih, membeli bahan baku dan lain-lain”, lanjut Beliau. Seorang pengusaha memang perlu benar-benar memahami seluk beluk usahanya, agar tidak mudah tertipu oleh pegawai atau partner bisnis. Sekarang Siti Hajnia, SE. hanya tinggal mengontrol operasional bisnis kulinernya yang telah memiliki banyak pegawai.

Pada waktu awal memiliki pegawai pun Beliau sempat merasa ragu, khawatir tidak mampu mengorganisir karena pegawainya berumur lebih tua. Salah satu hal penting dalam merintis usaha adalah promosi kepada masyarakat. Dalam hal ini pun Beliau sempat bingung memilih metode apa yang akan digunakan. Akhirnya dalam menentukan metode, Beliau lebih menfokuskan pada siapa target konsumennya. Karena targat konsumennya adalah para mahasiswa dan pelajar, maka media promosi yang dipilih adalah melalui beberapa media yang dekat dengan para mahasiswa dan pelajar. Setelah melakukan promosi, Kita juga tidak boleh lupa untuk mengevaluasi media mana yang paling efektif menggaet konsumen, karena tentunya Kita tidak ingin membuang-buang uang hanya untuk media promosi yang tidak efektif.

Beruntung bagi mahasiswa Jurusan Manajemen FEB, karena sejak tahun 2008 telah ada Program Dana Bergulir dari pihak Jurusan. Program ini adalah pemberian pinjaman modal tanpa bunga sepeser pun karena ini murni dana pendampingan bagi mahasiswa. Untuk mengikuti program ini, harus melewati sejumlah tahap seleksi. Mulai dari pengajuan proposal, perencanaan, presentasi dan lain-lain. Juga terdapat beberapa persyaratan yang perlu dipenuhi. Pada setiap bulannya pun harus memberikan laporan keuangan pada pihak Jurusan Manajemen, ini merupakan bentuk kontrol dari pihak Jurusan agar dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan Bisnis tersebut. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa-mahasiswa yang mendapatkan dana ini adalah yang benar-benar serius dan siap berwirausaha. Sementara untuk pelunasannya, mahasiswa dapat bernegosiasi dengan pihak jurusan. Selain Program Dana Bergulir, Jurusan Manajemen FEB juga telah menyiapkan Laboratorium Kewirausahaan yang dapat digunakan oleh para mahasiswa untuk berwirausaha atau merintis bisnis mereka. Pemanfaaatannya pun tidak dipungut biaya, sehingga beban operasional usaha para mahasiswa pun bisa diminimalisir. “Program-program Jurusan Manajemen ini merupakan salah satu bentuk dukungan dari Jurusan Manajemen FEB pada visi Universitas Brawijaya untuk menjadi World Class Entrepreneurial University”, ujar Radityo Putro Handrito, SE., MM. ketika penyampaian materi. (azm/ris)