Perkembangan berbagai bidang bisnis berbasis Syariah saat ini tengah berkembang dan tumbuh pesat, seiring dengan semakin maraknya masyarakat yang sadar akan manfaat lebih dari penggunaan basis tersebut. Marjin pertumbuhan tiap tahun telah menyentuh angka lebih dari 50 persen. Tentunya dengan tingginya pertumbuhan ini, jumlah sumber daya manusia (SDM) yang dibutuhkan pun turut meningkat tajam. Menurut hasil prediksi dari sejumlah lembaga, setidaknya dalam lima tahun ke depan, untuk dipekerjakan sebagai akademisi saja membutuhkan setidaknya 38.940 orang lulusan. Padahal tiap tahun jumlah lulusan dari jurusan yang benar-benar sesuai dengan bidang ini hanya berada pada kisaran 3000 orang lulusan. Belum lagi apabila ditambah dengan selain akademisi, tentu angka tersebut meningkat drastis. Hal tersebut disampaikan oleh Achmad Zaky, S.E., MSA., Ak. dalam gelaran Sharia Academy pada tanggal 14 Mei 2014 yang diadakan di Gedung Pascasarjana FEB.
Kemudian Beliau juga menuturkan bahwa beberapa profesi yang merupakan prospek bagi para lulusan dengan latar belakang pendidikan Akuntansi berbasis Syariah atau Ekonomi Islam adalah Akuntan Syariah, Profesional Industri, Perencana Keuangan, Penulis Buku, Dewan Pengawas Syariah (DPS), Filantropi Syariah, Media Ekonomi serta Keuangan Syariah, dan masih banyak lagi. Dalam beberapa tahun ke depan, pengawasan lembaga keuangan berbasis Syariah akan dilaksanakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dengan begitu OJK akan merekrut banyak SDM dengan latar belakang pendidikan berbasis Syariah. Hal ini dipengaruhi dengan semakin banyaknya entitas bisnis keuangan berbasis Syariah yang masing-masing minimal harus diawasi oleh satu orang DPS, bahkan mayoritas membutuhkan pengawasan lebih dari satu orang orang DPS, mengingat nilai transaksi merela yang terus tumbuh pesat.
Untuk menjadi seorang Akuntan Profesional dengan basis Syariah, perlu melewati ujian Sertifikasi Akuntansi Syariah (SAS). Ujian tersebut memiliki tiga level dan hanya diadakan setiap enam bulan sekali. Pada kesempatan kali ini, Achmad Zaky, S.E., MSA., Ak. yang kini menjabat sebagai ketua (Islamic Finance and Accounting Studies) IFAS juga berbagi tips untuk menghadapi ujian SAS. “Kuncinya adalah fokus pada materi yang akan diujikan dan berusaha untuk benar-benar memahaminya, bukan hanya menghafal”, tegas Beliau. Hal yang kerap menghambat para peserta ujian SAS adalah kesulitan dalam pengerjaan soal yang bersifat studi kasus, maka dari itulah pemahaman akan materi yang diujikan merupakan salah satu hal vital yang harus diperhatikan. (azm/azh)