Raker FEB UB: Dekan Ingatkan Dosen Untuk Tingkatkan Kualitas

RAKER FEB UB 2014
11 February 2014
Mahasiswa Jangan Hanya Kutu Buku,Tapi Harus Punya SoftSkill
11 February 2014

Meningkatnya jumlah mahasiswa yang diterima tiap tahunnya dan dibukanya sejumlah program studi baru memberikan konsekuensi bagi Universitas Brawijaya (UB) untuk terus meningkatkan kualitasnya demi menjaga kepercayaan masyarakat luas. Upaya peningkatan kualitas juga menjadi suatu hal yang wajib dilakukan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) yang merupakan bagian dari UB.

FEB UB dikenal sebagai institusi pertama di Indonesia yang memperoleh Akreditasi Internasional ABEST21, dan hampir semua jurusan baik ditingkat Strata 1, Strata 2 dan Strata 3 telah terakreditasi A dari BAN-PT.  Capaian ini yang perlu dipahami sebagai tanggung jawab yang harus dipegang oleh FEB UB untuk selalu meningkatkan kualitasnya.

Upaya nyata FEB UB dalam menjaga dan meningkatkan kualitasnya dipaparkan Dekan FEB UB, Prof Chandra Fajri Ananda, SE.,M.Sc.,PhD saat Rapat Kerja FEB UB 2014 Selasa (11/2) di Grand Trawas Hotel and Resort.  Upaya tersebut ditercermin dalam program-program yang menjadi prioritas  diantaranya program percepatan Dosen bergelar Doktor (S3) menjadi Professor/Guru Besar, program percepatan Dosen bergelar Magister (S2) menjadi Doktor (S3), peningkatan sumbangan alumni untuk memajukan fakultas, penguatan asisten dosen baik dari mahasiswa S1 dan S3, dan pembangunan gedung baru untuk peningkatan perkuliahan dan research interest dan

pembentukan kelompok-kelompok penelitian sebidang untuk dosen. Program-program ini mengarah pada peningkatan kualitas dosen sebagai tenaga pengajar yang menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian).

Lebih lanjut, selain mengingatkan dosen FEB UB untuk meningkatkan kualitasnya, Dekan juga berharap FEB UB mampu memfasilitas mahasiswa dalam penelitian agar kualitas dan kuantitas penelitian yang dihasilkan oleh mahasiswa meningkat. Peningkatan kerja Gugus Jaminan Mutu (GJM) juga perlu dibenahi terutama terkait kelancaran akreditasi baik nasional maupun internasional.   (ris)