Ulfah Purwaningsih, mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) bersama dengan delegasi Indonesia dari IPB, UGM, ITB, dan UI beberapa waktu lalu bertolak ke Filiphina untuk menghadiri Green Leaders Youth Energy Summit (GLYES) di De La Salle University pada tanggal 27 February – 2 Maret 2013.
Green Leaders Youth Energy Summit merupakan acara tahunan yang diadakan oleh DLSU. Pada bulan Maret 2012 yang lalu, GLYES membahas mengenai aspek-aspek teknologi yang meliputi proses energi, dan transmisi distribusi generasi. Dalam summit tahun 2013, GLYES akan difokuskan pada ekonomi energi, keamanan, dan dampak lingkungan karena komponen tersebut juga memainkan peran penting dalam keberlanjutan sektor ini.
GLYES adalah suatu ajang bagi mahasiswa dan profesional muda di ASEAN yang bekerjasama dengan World Youth Alliance Asia Pasifik untuk menegosiasikan dan mengatasi tantangan tentang skenario energy economic and policies, Efficiency, sustainability and leadership development. Melalui keynote speakers dari departemen pemerintah, LSM, lembaga penelitian, dan perusahaan swasta diharapkan akan mendorong pembelajaran bagi para delegasi mengenai sektor energi-ekonomi.
“Ekonomi Hijau berpotensi ciptakan pertumbuhan ekonomi dan kurangi angka kemiskinan,” papar Ulfah. Dalam summit tersebut Ulfah fokus terlibat dalam Youth Forum. Youth Forum merupakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) perwakilan para pemuda dari negara-negara ASEAN untuk membahas potensi energy issues economy yang terdapat di masing-masing negara.
Dalam summit tersebut Ulfah menggagas beberapa negara di seluruh dunia yang masih dihantui oleh ancaman krisis global. Tidak hanya itu, peradaban dunia juga menghadapi persoalan serius terkait dengan degradasi sumber daya alam, energi, lingkungan, dan pangan.
“Sementara posisi Indonesia masih menghadapi tantangan besar dimana model pembangunan ekonomi yang dikembangkan telah menggerakkan pembangunan ekonomi yang cenderung bersifat ekstraktif dan berjangka pendek. Karena itu, dibutuhkan pola pendekatan baru yaitu pendekatan ekonomi hijau dimana model pendekatan pembangunan ekonomi yang tidak lagi mengandalkan pembangunan ekonomi berbasis eksploitasi sumber daya alam dan lingkungan yang berlebihan,” papar mahasiswa Manajemen (FEB UB) itu.
Usai kegiatan summit tersebut, para delegasi Indonesia mendapatkan penghargaan berupa Indonesia’s Green Leader Ambassador. Mereka juga menghadiri undangan dari KBRI Manila dalam rangka “Pertemuan Masyarakat Indonesia” dan menghadiri Kongres Persatuan Pelajar Indonesia di Filiphina. “Sebagai tindak lanjut pertemuan ini, kami para delegasi Indonesia juga akan mendirikan sebuah komunitas pemuda yang peduli terhadap keberlangsungan ekonomi energi di Indonesia”, tambah Ulfah yang dalam waktu dekat akan bertolak ke Argentina untuk menghadiri kegiatan serupa. (ris)