Saat ini Indonesia telah menjadi negara dengan perekonomian terbesar ke-10 di dunia. Tentunya hal ini menjadi daya tarik yang sangat besar bagi berbagai perusahaan untuk beroperasi di negara yang terus menunjukan trend positif dalam hal pertumbuhan ekonomi ini. Belum lagi perusahaan dalam negeri yang terus tumbuh dan bermunculan. Imbasnya adalah pada potensi Corporate Social Responbility (CSR) yang kian hari, kian meningkat. Namun juga dapat berdampak negatif apabila tidak disertai pengawasan yang baik, karena semakin banyak jumlah perusahaan dapat meningkatkan pula jumlah pencemaran. CSR adalah konsep dimana perusahaan dapat mengintegrasikan misi-misi sosial dan lingkungan ke dalam operasional bisnis mereka. Hal tersebut disampaikan oleh Associate Professor Hadrian G. Djajadikerta, Head of Asian Business and Organisational Research Group Edith Cowan University, Perth, Australia. Beliau hadir di FEB pada 19 Mei 2014, dalam rangka memberikan kuliah tamu dengan tema CSR dan Keunggulan Kompetitif.
Beliau menuturkan bahwa saat ini tujuan perusahaan tidak bisa hanya mendapatkan keuntungan dari segi ekonomi saja. Perlu ada sejumlah misi sosial dan kepedulian lingkungan yang terintegrasi dengan kegiatan operasional perusahaan. “Kesadaran mayoritas perusahaan di Indonesia untuk berkonstribusi bagi sosial masyarakat memang relatif cukup baik, akan tetapi kepedulian akan lingkungan masih dapat dikatakan rendah. Sejatinya lingkungan juga perlu mendapat perhatian, terlebih telah cukup banyak kegiatan operasional perusahaan yang berdampak negatif bagi lingkungan”, lanjut Beliau. Kesadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan dan sumber daya alam untuk generasi mendatang perlu ditanamkan kepada masyarakat Indonesia, sehingga penurunan kondisi lingkungan tidak terus-menerus terjadi dan berulang.
Perusahaan perlu mencapai predikat sustainability, yakni adanya perpaduan capaian perusahaan dalam aspek profit (economic), people (social) & planet (enviroment) dengan porsi masing-masing yang ideal. Akan tetapi kepedulian perusahaan akan lingkungan perlu ditunjang dengan peran serta masyarakat dan konsumen, salah satunya adalah membiasakan diri menggunakan produk ramah lingkungan atau green product. Sekarang masih banyak yang kurang tertarik menggunakan green product karena pertimbangan harga. Selama penggunaan green product masih rendah, maka harga produk semacam itu akan tetap tinggi. Namun apabila terjadi peningkatan drastis, maka beban operasional produsen green product akan dapat ditekan, sehingga harga pun dapat lebih bersaing. “Walaupun harganya sedikit lebih tinggi, green product akan memberikan keuntungan lebih bagi konsumennya dan juga lingkungan”, pungkas Associate Professor Hadrian G. Djajadikerta. Perlu diingat pula bahwa kesadaran saja tidaklah cukup, perlu ada tekad dan tindakan untuk memperbaiki. (azm)