Ekonomi islam yang kaya dengan intrumennya dan telah menjadi salah satu pemain dalam menentukan wajah perekonomian dunia, memiliki potensi yang besar dalam ikut serta terhadap pembangunan berkelanjutan di asia tenggara ini. Hal ini diperkuat dengan peningkatan populasi muslim yang tiap tahun tumbuh rata-rata sebesar 1,5%. Jumlah muslim dunia saat ini adalah sebanyak 1,6 miliar (Pew Research centre of the future of global muslim population, 2011) yang mana sebesar 1,005 miliar atau setara dengan 62,1 % bermukim di asia tenggara dan asia selatan. Dengan didorong oleh perkembangan aset, instumen dan industri keuangan Islam, maka semakin besar muncul potensi dalam mengambil posisi di percaturan ekonomi asia tenggara dan global.
Pembangunan berkelanjutan sederhananya adalah suatu proses tahapan yang tujuannya terletak pada pewujudan kemandirian dan kesejahteraan ekonomi Asia tenggara. Untuk mewujudkannya perlu ada sinergitas yang real antar pelaku ekonomi yang ada. Dalam segala model dan usaha dalam proses pembangunan berkelanjutan diperlukan adanya keseimbangan dan penyelarasan antara dua sektor utama yang dasar, yaitu sektor riil dan sektor keuangan. Sektor-sektor utama dalam upaya pembangunan berkelanjutan di Asia tenggara meliputi sektor agraris, maritim, pendidikan dan kesehatan, sosial dan budaya harus di tingkatkan ketersediaannya dan diolah sebagaimana untuk kepentingan masyarakat. Pengelolaan dalam rangka peningkatan sektor riil tadi tentu dibarengi dengan peningkatan sektor keuangan, yang dalam hal ini adalah keuangan Islam. Dengan demikian peran pihak pemangku kepentingan baik regulator yang dalam hal ini adalah pemerintah, Praktisi keuangan dan pelaku UMKM sangatlah penting.
Peran dan sinergitas yang tercipta antar para pemangku kebijakan di ekonomi asia tenggara ini dapat diwujudkan melalui penyiapan Sumber daya insani yang handal melalui proses seleksi penerimaan dengan skala kualifikasi yang memadai, pelatihan oleh trainer berpengalaman, dan tentunya penanaman nilai-nilai islam yang murni sesuai Al-Qur’an dan As-sunnah. Hal lain yang perlu dipersiapkan juga adalah inovasi produk-produk keuangan syariah di negara-negara di Asia tenggara sehingga mampu dalam menyanggupi berbagai permintaan kebutuhan modal dalam optimalisasi sektor-sektor potensial yang dimiliki.
Berdasarkan pada potensi pemeluk islam, kondisi geografis, sosial budaya dan spesifiknya yaitu perkembangan ekonomi Islam dalam wujud lembaga keuangan Islam maka, sejatinya ini adalah suatu peluang besar yang dapat dimaksimalkan dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan di asia tenggara. Peluang besar ini dapat dijadikan alat untuk lebih mendayagunakan potensi sektor-sektor penting di asia tenggara dalam mewujudkan asia tenggara yang mandiri dan sejahtera. Pembangunan berkelanjutan ini tentu berada dalam perjalanan waktu yang melewati tahap demi tahap, jangka pendek dan jangka panjang. Dalam jangka panjang dari pembangunan berkelanjutan ini perlu sebuah target besar dalam mengembangkan ekonomi dan keuangan islam di asia tenggara. Target besar itu adalah dengan menjadikan asia tenggara sebagai percontohan dan pusat ekonomi dan keuangan islam di Asia.
TemaKegiatan
THE ROLE OF ISLAMIC ECONOMICS FOR SUSTANAIBLE DEVELOPMENT IN SOUTH EAST ASIA”
TujuanKegiatan
Pelaksanaan Kegiatan
Call for Paper
Tempat : RuangSidangUtama FEB UB
Hari/Tanggal : Sabtu , 24 Oktober 2015
ASEAN International Seminar
Tempat : GedungWidyalokaUniversitasBrawijaya
Hari/tanggal : Minggu, 25 Oktober 2015
Waktu : 07.30 – 15.00
Bazar Expo
Tempat : GedungWidyalokaUniversitasBrawijaya
Hari/Tanggal : Minggu, 25 Oktober 2015
Waktu : 07.30 – 15.00
NamadanAlamatKontak
KetuaPelaksana : M. DawamZikrillah 08974837199
CP Humas : Suherman 085656158309
Pelaksana : CIES FEB UB