Dalam rangka menjalankan peran mahasiswa sebagai agen perubahan yang diharapkan dapat berkontribusi secara nyata terhadap optimalisasi kualitas hidup masyarakat dan berperan aktif dalam menggerakkan perubahan di lingkungannya, Lingkar Studi Mahasiswa Ekonomi dan Bisnis (LSME) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya merangkul para pemuda untuk ikut andil dan memberikan sumbangsihnya kepada masyarakat dengan menyediakan forum diskusi ilmiah se-Malang Raya yang bertemakan “Implementasi SDG’s (Sustainable Development Goals) dalam Rangka Upaya Pengentasan Kemiskinan : Tinjauan yang Multiperspektif”. Konferensi mahasiswa yang dihadiri oleh perwakilan dari beberapa lembaga penelitian dan penalaran tingkat fakultas dan universitas di Kota Malang ini bertujuan untuk mengajak para mahasiswa mencari solusi dari masalah kemiskinan yang telah membudaya di masyarakat. Lembaga-lembaga yang turut berkontribusi dengan para delegasinya tersebut adalah LSME FEB UB, RSC FIA UB, BARIS FISIP UB, FONETIK FIB UB, FKPH FH UB, RKIM UB, UKM PP POLINEMA, UKM WAPPIM STIE Malangkuçeçwara, dan UKM Penalaran UNIKAMA.
Acara yang dilaksanakan pada Sabtu, 20 Mei 2017 ini berjalan dengan sangat kondusif dan lancar. Dimulai pada pukul 08.00 dan dibuka langsung oleh Asa Jasmine Harimurti selaku Ketua Umum LSME serta Andre Novian Megantara selaku Ketua Pelaksana Students Conference 2017, konferensi ini dilaksanakan dengan harapan akan terealisasinya segala ide dan aspirasi para delegasi yang telah hadir menyumbangkan pemikirannya. Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi materi yang disampaikan langsung oleh Bapak Dr. rer. pol. Wildan Syafitri, SE., ME. yang dipandu oleh M. Bustomi Fajari sebagai moderator.
Dalam pemaparannya, Bapak Wildan menyampaikan bahwa kemiskinan merupakan salah satu permasalahan paling urgent yang saat ini harus segera diselesaikan. Dalam poin-poin SDG’s (Sustainable Development Goals) sendiri masalah kemiskinan menempati urutan pertama, yang mana hal ini berarti kemiskinan tidak hanya sedang terjadi di Indonesia, namun telah menjadi isu global yang harus segera ditindaklanjuti. Tentunya dalam konferensi ini tidak hanya pemateri saja yang dapat menyampaikan pemaparan pendapatnya, namun para delegasi dari lembaga-lembaga penelitian dan penalaran juga turut berpartisipasi aktif dengan memberikan pertanyaan dan tanggapan menegenai materi yang telah disampaikan oleh Bapak Wildan.
Setelah sesi materi selesai, acara dilanjutkan dengan pemaparan hasil diskusi oleh tiap-tiap lembaga. Dari sinilah berbagai perspektif penyelesaian masalah kemiskinan muncul. Mulai dari perspektif ekonomi, pendidikan, sosial, politik, hingga hukum. Tidak hanya berkutat pada pembahasan teoritis, beberapa perwakilan delegasi bahkan sudah ada yang terjun langsung ke masyarakat dengan menyusun berbagai macam program untuk mengentaskan kemiskinan di daerah yang bersangkutan. Setelah sesi penyampaian materi yang telah disampaikan oleh semua lembaga berakhir, para delegasi kemudian diarahkan untuk ishoma. Seusainya, acara dilanjutkan dengan penyusunan draft yang dilakukan secara bersama-sama oleh notulis, delegasi, dan dipandu oleh moderator. Final draft yang telah disetujui secara bersama tersebut kemudian ditanda-tangani oleh perwalikan dari tiap-tiap lembaga sebagai tanda pengesahan draft Student Conference 2017.
Evaluasi dari acara ini adalah koordinasi antar panitia yang kedepannya harus lebih ditingkatkan dan responsivitas serta ketanggapan saat dibutuhkan dalam situasi tertentu. Selebihnya acara berjalan dengan lancar dan diharapkan calon-calon panitia dan juga peserta Student Conference kedepannya akan memberikan kontribusi yang lebih baik dan nyata agar Students Conference dapat menjadi wadah diskusi yang lebih kondusif dan solutif.