<!–:id–>Miris, Jumlah Wirausahawan Indonesia Tidak Lebih Dari 2% Jumlah Penduduk<!–:–><!–:en–>Miris, Jumlah Wirausahawan Indonesia Tidak Lebih Dari 2% Jumlah Penduduk<!–:–>

<!–:id–>Dr Alim Markus: “Cintailah Produk-Produk Indonesia” <!–:–>
29 November 2014
<!–:en–>BEM: Seminar Inaugurasi<!–:–><!–:id–>BEM: Seminar Inaugurasi<!–:–>
30 November 2014

Kajian mengenai kewirausahaan selalu menjadi topik yang menarik untuk didiskusikan baik oleh kalangan praktisi dan akademisi. Peran penting kewirausahaan dalam membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi menjadi bahasan yang perlu  mendapat ruang khusus dengan harapan jumlah wirausahawan/ entrepreneur dapat terus bertambah di negeri ini.

Indonesia dengan jumlah penduduk yang cukup besar (lebih dari 250 juta jiwa), hanya menyumbang tidak lebih dari 2 % penduduknya sebagai wirausahawan.  Angka ini jauh dibawah negara-negara tetangga (Malaysia dan Singapura) dan negara-negara maju yang mencapai lebih dari 5 %. Rendahnya jumlah wirausahawan dan permasalahan dalam dunia wirausaha menjadi latar belakang diselenggarakannya Workshop dan Seminar Nasional Kewirausahaan dengan tema “Meningkatkan Sensitivitas dan Kreativitas Entrepreneur dalam Menghadapi Pasar Global” pada 28-29 November 2014 di Aula Lantai 7 Gedung F Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB).

Program Doktor Ilmu Manajemen (PDIM) FEB UB sebagai penggagas acara, mengundang sejumlah narasumber diantaranya Prof. Augusty Ferdinand, DBA; Prof Christantius Dwiatmadja SE, ME, Ph.D; Prof.Dr. Achmad Fatchan, MPd., MP.; Dr. Ir. Solimun, MS; Dr. Ir. Hinsatopa Simatupang, MM (Ketua GAPKI Riau); Dr Ir Hary P Panjaitan (Kepala Bank Panin Cabang Pekanbaru); Soetrisno Bachir, SE (Pengusaha Nasional); Wahyu Suparyono, R, Ak., CA., MM (Direktur Indonesia Trading Company); dan Dr Alim Markus (CEO Maspion). Berdasarkan hasil penelitian dan paparan pemateri diperoleh temuan bahwa rendahnya jumlah wirausahawan disumbang oleh kurangnya perhatian pemerintah dalam mendukung terciptanya wirausahawan baru melalui program-program dan kebijakan terkait usaha. Faktor lain yang turut berkontribusi adalah dukungan lembaga keuangan dalam mendanai kegiatan usaha masyarakat. (ris)