Intellectual Student Parlement, Simulasi Sidang Parlemen untuk Mahasiswa Baru FEB UB

INSPIRATION 2014 , Melatih Mahasiswa Baru menghadapi Dunia Kampus
5 September 2014
<!–:id–>Workshop Pengelolaan Keuangan Daerah 2014<!–:–>
5 September 2014
Salah Seorang Mahasiswa Baru menyampaikan Pendapatnya kepada Anggota Kelompok

Salah Seorang Mahasiswa Baru menyampaikan Pendapatnya kepada Anggota Kelompok

Dalam gelaran PK2MaBa (Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru) INSPIRATION 2014 yang diadakan pada tanggal 3-4 September 2013, terdapat sebuah permainan menarik bagi para mahasiswa baru. Sebuah permainan analisis sosial bertajuk Intellectual Student Parlement. Permainan ini sengaja dipersiapkan oleh para panitia guna memberikan simulasi sidang parlemen bagi para mahasiswa baru, hal tersebut diungkapkan oleh koordinator divisi acara, Layli Nur Aulia. “Kami coba memberikan pelajaran kepada para mahasiswa baru untuk memanfaatkan ilmu yang mereka miliki dalam berperan sebagai agent of change dan social control di masyarakat”, ujarnya.

Pokok bahasan yang diangkat adalah terkait kebijakan pemerintah dalam pengalokasian subsidi bahan bakar minyak. Melalui permainan ini pula, panitia ingin membangun keberanian para mahasiswa baru dalam beraspirasi. Para peserta dibagi kedalam tiga kelompok besar, dan didalam tiap kelompok tersebut, dibagi lagi menjadi empat komisi. Keempat komisi tersebut mewakili ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral); Keuangan dan Perdagangan; Kependudukan dan Ketenagakerjaan; dan Sosial Budaya. “Pembagian ke dalam empat komisi ini untuk melatih mahasiswa baru untuk mempertimbangkan berbagai aspek terkait, sebelum mengambil suatu keputusan”, ujar Layli menjelaskan. Sehingga mahasiswa baru mengetahui betapa rumitnya proses pengambilan keputusan atau kebijakan oleh pemerintah.

Permainan ditutup dengan penyampaian hasil diskusi yang disampaikan oleh masing-masing perwakilan kelompok besar. Ketiga orang perwakilan setuju bahwa kebijakan pemerintah dalam pengalokasian subsidi bahan bakar minyak masih kurang tepat sasaran. Mereka mengharapkan pemerintah dapat membatasi penggunaan bahan bakar subsidi hanya untuk kalangan tidak mampu dan angkutan umum saja, atau pemerintah dapat mengambil kebijakan untuk segera menggalakan penggunaan bahan bakar alternatif yang lebih murah. Sehingga dapat menambah ruang fiskal pemerintah untuk membangun Indonesia yang lebih baik. (azm)