BERITA KEGIATAN

Kegiatan seminar dan workshop Muslim Entrepreneur Club 2019 yang diadakan oleh lembaga Forstilling dan Center of Islamic Economic Studies (CIES) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya berlangsung pada tanggal 2 November 2019. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula BRI Gedung Utama lantai 3 FEB UB. Kegiatan seminar dan workshop ini mengangkat tema “ Be a Muslimpreneur to Build Economic Islamic” dengan tujuan agar peserta kegiatan ini dapat mengetahui bagaimana cara serta pentingnya menciptakan dan mengembangkan usaha namun tetap sesuai dengan syariat Islam. Acara dimulai pada pukul 08.00 WIB yang dimulai dengan sambutan ketua pelaksana dan ketua umum Forstilling. Seminar dipandu oleh moderator Jihar Ghifari dan dilanjutkan oleh pemateri pertama dan kedua.

Kegiatan seminar dimulai oleh pemateri pertama, Detha Alfian Fajri, S. AB., M.M. selaku CEO, Founder PT Vestor Academy pada pukul 09.05 WIB dengan topik materi “Muslimpreneur : Mindset and Skills to Deal with 4.0 Era. Terdapat pokok-pokok materi yang disampaikan beliau dimulai tentang peradaban Islam yang dapat dibangun dengan iman, ilmu, ukhuwah, ekonomi, dan politik. Menurutnya, financial litrerasi sangat penting untuk seorang pengusaha dan uang mewarnai segala decision making dalam kehidupan. Beliau juga menjelaskan bagaimana pemegang saham terbesar Go-Jek memulai usahanya dan merupakan The Real Entrepreneur yang mampu membangun perusahaannya sendiri dengan networking yang baik. Muslimpreneur juga harus mengetahui tentang perbandingan harta dan zuhud. “Zuhud adalah kamu meninggalkan hal-hal yang tidak berfaedah bagi akhiratmu” (Ibnu Taimiyah) dan “Tidak bergembira jika hartamu bertambah, tidak sedih jika berkurang” (Imam Ahmad bin Hambali). Bottom line dari Building Up Company adalah uang atau orientasinya pada profit.

Beliau juga berbagi tentang Skill to deal with 4.0 era yang diantaranya :

  1. Karakter : Perilaku spontan (output). Karakter yang dimaksud terbagi dua yaitu karakter moral dan kinerja.
  1. Kompetensi :
  • Kompetensi kritis yaitu kompetensi yang dibutuhkan untuk tetap bertahan.
  • Kompetensi inovatif yaitu kreatif pada waktu yang sama dan diterima pasar.
  • Kompetensi komunikasi yaitu saling mengirimkan konten dan konteks.
  1. Literasi baca, budaya, dan keuangan.

Seminar langsung dilanjutkan dengan pemateri kedua oleh dr. Gamal Albinsaid yang membawa topik tentang Sosiopreneur. Pertama-tama beliau menjelaskan bagaimana mengukur market size dalam memulai usaha. Menurutnya, terdapat tiga poin penting dalam bisnis, yaitu produk, marketing, dan finance. Bisnis digital yang sangat transparan sangat mempermudah dunia usaha sendiri. Usaha yang menggunakan aplikasi sebenarnya dibuat dengan keinginan konsumen bukan keinginan dari produsen. Walaupun bisnis tidak dapat terpisah dengan teknologi, namun bedakan teknologi dan bisnis, karena terkadang teknologi yang diciptakan tidak terlalu dibutuhkan. Untuk menjadi entrepreneur juga harus sudah siap menyiapkan resources dan strategi yang matang, seperti strategi marketing. Strategi marketing tersebut diantaranya diperlukan karakter, related atau orang yang mempunyai kesamaan dengan kita, serta keuangan. Beliau juga berbagi tentang bagaimana cara menjadi entrepreneur yaitu 1) Misi, 2) kerjakan bisnis yang disukai dan sesuai passion, 3) “Don’t try to impress, but try to impact people”. Beliau juga berkata bahwa innovator terus belajar, inovasi terus berubah. Pada materi ini, beliau menyampaikan 5 komponen dalam kewirausahaan sosial, diantaranya

  1. Resourses
  2. Networking
  3. Research and Development
  4. Packaging, Marketing, and Branding
  5. Leadership and Entrepreneur

Setelah pemateri pertama dan kedua menyampaikan materinya, kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab oleh peserta yang dipandu oleh moderator, penyerahan vandel kepada pemateri oleh ketua pelaksana dan ketua umum CIES, dan MC mempersilahkan peserta untuk istirahat sholat dan makan.

Setelah istirahat sholat dan makan, peserta dimobilisasi kembali ke ruangan untuk sesi acara berikutnya yaitu workshop yang dipandu oleh Bapak Didik Arwinsyah, SEO selaku owner Ummypancake.com. Beliau membawa topik tentang Internet Marketing “Muslim Entrepreneur Sukses Bisnis Online”. Menurut beliau, dalam berbisnis tidak perlu memiliki toko, namun dengan memanfaatkan platform media sosial yang ramai digunakan untuk dakwah sekaligus berbisnis. Terdapat langkah-langkah dalam memulai bisnis, diantaranya :

  1. Cari masalah.
  2. Analisis masalah yang ada.
  3. Pahami kemauan pasar.

Pada intinya, dalam memulai bisnis terdapat resiko atau pilihan yang dihadapi yaitu mau berubah atau punah. Beliau menyampaikan 3 tips sukses bisnis online, antara lain :

  1. Punya produk baik barang atau jasa.
  2. Produk harus unik.
  3. Produk tidak banyak pesaing.
  4. Ada pasar.
  5. Berbisnis sendiri ataupun mempunyai tim.
  6. Harus siap.
  7. Tidak baper.
  • Sebagai pengusaha, lebih baik kita yang menanyai pembeli bukan pembeli yang menanyai kita.
  • Hindari kalimat “jadi beli atau tidak”, karena dapat memberikan customer peluang untuk menjawab tidak.
  1. Punya strategi marketing.
  • Rumus Internet marketing
  • BK = Buying keyword
  1. Untuk produk : produsen, agen, distributor, grosir, supplier, dan lain-lain.
  2. Untuk jasa : jasa, layanan, sedia, paket, dan lain-lain.
  • KK = Kata kunci
  1. Minim 2-3 kata.
  2. Pilih kata kunci yang unik.
  • KT = Kota target
  1. Seluruh Indonesia.

Workshop dilanjutkan dengan tanya jawab dan penyerahan vandel kepada pemateri workshop oleh ketua umum Forstilling. Seminar dan workshop Muslim Entrepreneur Club 2019 berakhir pada pukul 14.00 WIB.

Scroll to Top
Skip to content