Isu Transformasi Ekonomi Indonesia menjadi topik utama dalam kegiatan yang menghadirkan tiga narasumber dari berbagai bidang ekonomi dan kebijakan publik. Melalui pemaparan yang komprehensif, para narasumber menyoroti perubahan besar dalam struktur ekonomi nasional, tantangan deindustrialisasi dini, serta urgensi hilirisasi sebagai strategi kunci untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Dalam paparannya, narasumber pertama menjelaskan bahwa struktur ekonomi Indonesia telah mengalami pergeseran signifikan dari sektor primer ke sektor industri dan jasa. Kontribusi sektor pertanian kini hanya sekitar 12,6% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), meskipun masih menyerap hampir sepertiga tenaga kerja nasional. Kondisi ini menunjukkan adanya kesenjangan produktivitas yang tinggi antar sektor. Indonesia juga dihadapkan pada fenomena “deindustrialisasi dini”, di mana kontribusi sektor manufaktur menurun sebelum mencapai tingkat produktivitas optimal.

Sementara itu, narasumber kedua menyoroti kebijakan hilirisasi industri sebagai langkah strategis dalam memperkuat basis ekonomi nasional. Investasi besar-besaran di sektor hilir, terutama pada komoditas nikel dan besi-baja, telah mengubah struktur ekspor Indonesia secara drastis. Indonesia kini tercatat sebagai salah satu eksportir stainless steel terbesar di dunia. Namun, capaian tersebut diiringi dengan sejumlah tantangan, seperti gugatan World Trade Organization (WTO) terhadap larangan ekspor bijih nikel, risiko oversupply akibat ekspansi smelter yang berlebihan, serta isu keberlanjutan lingkungan dan transfer teknologi.

Narasumber menekankan bahwa kebijakan hilirisasi tidak boleh berhenti pada peningkatan nilai ekonomi semata, tetapi juga harus memperluas kesempatan kerja formal, memperkuat kapasitas industri lokal, dan menjaga keseimbangan ekologis. Dengan demikian, hilirisasi menjadi instrumen penting dalam menciptakan pertumbuhan yang tidak hanya cepat, tetapi juga adil dan berkelanjutan.

Adapun narasumber ketiga memaparkan pentingnya integrasi antara hilirisasi industri dan perdagangan global sebagai mesin ganda pertumbuhan ekonomi berkualitas. Hilirisasi memperkuat sisi penawaran melalui peningkatan produktivitas dan nilai tambah, sementara perdagangan memperluas sisi permintaan lewat akses pasar dan efisiensi rantai pasok. Strategi ini perlu didukung oleh kebijakan yang targeted, time-bound, dan evaluated, agar manfaatnya dapat dirasakan secara merata oleh seluruh wilayah dan lapisan masyarakat.

Selain itu, pemberdayaan UMKM, pelatihan vokasional, serta pembangunan klaster industri di luar Pulau Jawa menjadi langkah krusial untuk menciptakan pemerataan ekonomi nasional. Narasumber juga menjelaskan bahwa transformasi ekonomi pada dasarnya merupakan perubahan orientasi dari sektor primer menuju sektor industri, di mana perdagangan berperan sebagai katalis utama proses tersebut.

Dalam kesimpulannya, pembicara menegaskan bahwa transformasi ekonomi Indonesia bertumpu pada dua sayap utama, yakni industrialisasi dan hilirisasi. Industrialisasi berfokus pada penggabungan sumber daya alam dengan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk membangun kapabilitas industri nasional—contohnya melalui pembangunan smelter nikel modern di kawasan timur Indonesia. Sementara hilirisasi bertujuan meningkatkan nilai tambah sumber daya alam serta penyerapan tenaga kerja.

Meski demikian, masih terdapat berbagai tantangan implementasi, seperti ketimpangan infrastruktur, keterbatasan sumber daya manusia, regulasi lintas sektor yang belum sinkron, serta risiko pendanaan dan investasi. Namun, dengan kebijakan yang terarah dan kolaborasi lintas sektor, hilirisasi diyakini mampu memberikan dampak positif terhadap peningkatan volume ekspor, realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP), serta pertumbuhan ekonomi nasional.


Apakah kamu ingin saya ubah gayanya agar lebih formal seperti rilis berita fakultas (misalnya untuk situs FEB UB) atau lebih ringan seperti artikel edukatif untuk media sosial?

You said:

narasi berita berdasarkan informasi berikut ini: NARASI BERITA PROGRAM KERJA CIES ECONOMICS CLUB (CEC) CENTER FOR ISLAMIC ECONOMICS STUDIES FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2025 CIES Economics Club (CEC) merupakan program kerja Departemen Research and Development Kelompok Studi Ekonomi Islam Center for Islamic Economics Studies (CIES) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. CEC merupakan kajian yang terbuka bagi seluruh masyarakat umum, terkhusus KM FEB UB. Bentuk kegiatan dari CIES Economics Club (CEC) dibagi menjadi 2 jenis kajian, yakni kajian spesial dan kajian informal. Kajian spesial dilaksanakan sebanyak 3x pelaksanaan dan kajian informal dengan nama Kajian Rabu Petang (KARPET) yaitu sebanyak 5x pelaksanaan. Kajian spesial akan diisi oleh para pemateri yang berkompeten di bidang ekonomi syariah, baik akademisi maupun praktisi. Kemudian, dilanjutkan forum diskusi dan tanya jawab serta pengerjaan soal post-test terkait topik. Sedangkan kajian informal merupakan kajian atau pembelajaran secara informal seperti kelas perkuliahan yang membahas isu kontemporer atau teori dan materi seputar ekonomi Islam. Kegiatan ini tidak hanya untuk anggota CIES, tetapi untuk seluruh mahasiswa FEB UB dan masyarakat umum. Telah terlaksana 7 rangkaian acara CIES Economics Club 2025 dengan rincian sebagai berikut: CEC 1 Pada hari Sabtu, 19 April 2025 sebanyak 129 peserta daftar ke dalam kegiatan CEC 1 yang bertempatan di Aula Gedung F Lantai 7 FEB UB. Terlaksananya penyampaian materi tentang “Innovating Sustainable Cash Waqf: The Role of Cash Waqf Linked Deposit in Social and Economic Development” yang disampaikan oleh Prof. Dr. Asfi Manzilati, S.E., M.E. dan Bapak Imam Alfaruq, S.E.I., M.E. Sebanyak 100 peserta berpartisipasi secara offline dan sebanyak 6 peserta berpartisipasi secara online melalui Live Streaming YouTube. CEC 2 Pada hari Ahad, 18 Mei 2025 sebanyak 227 peserta daftar ke dalam kegiatan CEC 2 yang diselenggarakan secara online melalui Zoom Meeting Terlaksananya penyampaian materi tentang “Sharia Restricted Investment Account (SRIA): Pilar Transformasi Keuangan Syariah Indonesia” yang disampaikan oleh Bapak Bapak Rudy Widodo, M.E., S.E., CSAA. Sebanyak 165 peserta berpartisipasi secara online melalui Zoom Meeting. CEC 3 Pada hari Ahad, 24 Agustus 2025 sebanyak 442 peserta daftar ke dalam kegiatan CEC 1 yang bertempatan di Aula Gedung F Lantai 7 FEB UB. Terlaksananya penyampaian materi tentang “The Future of Islamic Capital Market: Integrating Ethics, Sustainability, And Digitalization In Investment” yang disampaikan oleh 5 Narasumber, yaitu Opening Remarks oleh Bapak Irwan Abdalloh , keynote speech oleh Dr. Moutaz Abojeib dan Dr. Omar Farooq Kalair , pemateri 1 Oleh Bapak I Made Maswinarta serta pemateri 2 oleh Bapak Derry Yustria Surya Dharma, SE., MBA., CFP. Sebanyak 300 peserta berpartisipasi secara offline dan sebanyak 142 peserta berpartisipasi secara online melalui Live Streaming YouTube. Kajian Rabu Petang (KARPET) 1 Pada hari Jumat, 14 Februari 2025 sebanyak peserta daftar ke dalam kegiatan yang dilaksanakan secara online melalui Live Instagram. Terlaksananya penyampaian materi tentang “Cash Waqf Linked Deposit : Inovasi Keuangan Syariah untuk Kesejahteraan Umat” yang disampaikan oleh Bapak Gunawan Setyo Utomo, S.E., M.M. Sebanyak peserta berpartisipasi secara online melalui Live Instagram. Kajian Rabu Petang (KARPET) 2 Pada hari Rabu, 12 Maret 2025 sebanyak 29 peserta daftar ke dalam kegiatan. Terlaksananya penyampaian materi tentang “Islamic Banking Products Service (Saving & Retail Finance Part I)” yang disampaikan oleh Bapak Muhammad Dandy Alif Wildana, S.E.,M.Sc.IBF. Sebanyak 20 peserta yang hadir dalam kegiatan. Kajian Rabu Petang (KARPET) 3 Pada hari Rabu, 1 Oktober 2025 sebanyak 23 peserta daftar ke dalam kegiatan Terlaksananya penyampaian materi tentang “Benarkah Bank Syariah Tidak 100% Syariah?: Meluruskan Presepsi Negatif terhadap Perbankan Syariah Kontemporer” yang disampaikan oleh Saudara Hilmi Alwan Husain Sebanyak 20 peserta yang hadir dalam kegiatan. Kajian Rabu Petang (KARPET) 4 Pada hari Rabu, 22 Oktober 202

ChatGPT said:

Berikut versi narasi berita yang telah disusun berdasarkan informasi yang kamu berikan, dengan gaya penulisan yang sesuai untuk publikasi di situs atau kanal resmi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya 👇


CIES Economics Club 2025: Wadah Penguatan Literasi Ekonomi Islam bagi Mahasiswa FEB UB

Malang, 2025 – Center for Islamic Economics Studies (CIES) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) kembali menyelenggarakan CIES Economics Club (CEC) 2025, salah satu program kerja unggulan dari Departemen Research and Development. Program ini menjadi ruang pembelajaran terbuka bagi seluruh mahasiswa, khususnya Keluarga Mahasiswa FEB UB, untuk memperdalam wawasan dan literasi ekonomi Islam baik dari sisi teori maupun praktiknya.

CIES Economics Club (CEC) terdiri atas dua bentuk kegiatan, yaitu kajian spesial (CEC) dan kajian informal (Kajian Rabu Petang/KARPET). Kajian spesial menghadirkan narasumber dari kalangan akademisi dan praktisi berkompeten di bidang ekonomi syariah, sedangkan KARPET dikemas secara lebih santai dan interaktif sebagai sarana diskusi isu-isu kontemporer ekonomi Islam. Melalui kegiatan ini, CIES berupaya memperluas akses pengetahuan dan membuka ruang dialog intelektual bagi mahasiswa dan masyarakat umum.


Rangkaian CIES Economics Club (CEC) 2025

CEC 1
Kegiatan pertama dilaksanakan pada Sabtu, 19 April 2025 di Aula Gedung F Lantai 7 FEB UB dengan 129 peserta terdaftar, terdiri atas 100 peserta hadir secara langsung dan 6 peserta melalui live streaming YouTube.
Materi bertema “Innovating Sustainable Cash Waqf: The Role of Cash Waqf Linked Deposit in Social and Economic Development” disampaikan oleh Prof. Dr. Asfi Manzilati, S.E., M.E. dan Bapak Imam Alfaruq, S.E.I., M.E. Kajian ini menyoroti inovasi wakaf tunai dalam pembangunan sosial dan ekonomi berkelanjutan.

CEC 2
Diselenggarakan secara daring pada Ahad, 18 Mei 2025 melalui Zoom Meeting dengan 227 peserta terdaftar dan 165 di antaranya aktif berpartisipasi.
Materi bertema “Sharia Restricted Investment Account (SRIA): Pilar Transformasi Keuangan Syariah Indonesia” disampaikan oleh Bapak Rudy Widodo, M.E., S.E., CSAA, yang mengupas peran SRIA dalam memperkuat fondasi sistem keuangan syariah di Indonesia.

CEC 3
Rangkaian puncak CEC 2025 dilaksanakan pada Ahad, 24 Agustus 2025 di Aula Gedung F Lantai 7 FEB UB, dengan 442 peserta terdaftar, terdiri atas 300 peserta hadir secara langsung dan 142 peserta mengikuti via live streaming YouTube.
Dengan tema “The Future of Islamic Capital Market: Integrating Ethics, Sustainability, and Digitalization in Investment”, kegiatan ini menghadirkan lima pembicara, yaitu Irwan Abdalloh (Opening Remarks), Dr. Moutaz Abojeib dan Dr. Omar Farooq Kalair (Keynote Speech), serta I Made Maswinarta dan Derry Yustria Surya Dharma, S.E., MBA., CFP. (Pemateri utama). Diskusi ini menggali arah masa depan pasar modal syariah yang mengintegrasikan etika, keberlanjutan, dan digitalisasi investasi.


Rangkaian Kajian Rabu Petang (KARPET)

KARPET 1
Dilaksanakan secara daring melalui Live Instagram pada Jumat, 14 Februari 2025, dengan materi “Cash Waqf Linked Deposit: Inovasi Keuangan Syariah untuk Kesejahteraan Umat” oleh Bapak Gunawan Setyo Utomo, S.E., M.M.

KARPET 2
Berlangsung pada Rabu, 12 Maret 2025, dengan 29 peserta terdaftar dan 20 hadir secara aktif. Materi bertema “Islamic Banking Products Service (Saving & Retail Finance Part I)” disampaikan oleh Bapak Muhammad Dandy Alif Wildana, S.E., M.Sc.IBF.

KARPET 3
Terselenggara pada Rabu, 1 Oktober 2025, dengan 23 peserta terdaftar dan 20 hadir secara langsung. Materi bertema “Benarkah Bank Syariah Tidak 100% Syariah?: Meluruskan Persepsi Negatif terhadap Perbankan Syariah Kontemporer” dibawakan oleh Saudara Hilmi Alwan Husain.


Melalui ketujuh rangkaian kegiatan tersebut, CIES Economics Club 2025 berhasil menjadi wadah pengembangan intelektual dan spiritual bagi mahasiswa dalam memahami dinamika ekonomi Islam secara lebih mendalam. Setiap sesi tidak hanya menambah pengetahuan peserta, tetapi juga membuka ruang dialog antara teori dan praktik ekonomi syariah di era modern.

Program ini diharapkan terus menjadi platform inspiratif bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan berpikir kritis, memperluas wawasan keislaman di bidang ekonomi, serta berkontribusi dalam membangun sistem ekonomi yang adil, berkelanjutan, dan berlandaskan nilai-nilai syariah.

Scroll to Top
Skip to content