Terasi Plecoz, terasi berbahan dasar Ikan Sapu-sapu (ikan pembersih kaca) produk menarik karya mahasiswa baru FEB UB. Ide produk ini dicetuskan oleh Sumantri-mahasiswa Jurusan Manajemen FEB UB (JMFEB UB) dan Dhimas Fuad Hassan-mahasiswa Jurusan Akuntansi FEB UB (JAFEB UB). Mahasiswa asal Kota Lamongan ini mengatakan sebenarnya ide ini sudah didapatkan sejak SMA, dan sempat diikutkan dalam lomba Business Plan yang diadakan Kementerian Perikanan dan Kelautan saat awal jadi mahasiswa, tetapi menemui kendala karena ternyata jasa pengiriman tidak mengirimkan proposal dan contoh produk dengan alasan alamatnya tidak tertulusur.” Ya, mungkin belum rejekinya, sudah akhirnya saya menghubungi panitia dan hanya mengirimkan proposal saja, tetapi saya belum lolos” cerita Sumantri saat diwawancara.
“Ide ini saya dapatkan ketika berkunjung kerumah teman di Daerah Pertambakan Desa Laladan Lamongan, saya mengamatiikan sapu-sapu ini jadi hama di tambak dan setiap panen itu bisa sampai 100-200 kg / 1.000 m², tetapi tidak dimanfaatkan, hanya dibuang di sungai, kalau pun dijual juga hanya Rp3.500/kg” tutur Sumantri saat bercerita asal mula idenya. Mengamati mudahnya mendapatkan bahan baku ikan sapu-sapu di Laladan, dan kebetulan di sana ada sekitar tiga home industry terasi yang menggunakan bahan baku udang. Menurut mahasiswa kreatif ini, ada potensi lokal yang bisa dikembangkan dari kondisi yang ada di Laladan.
Bukan hal yang mudah untuk mengolah ikan sapu-sapu menjadi terasi. Terlebih lagi image ikan sapu-sapu sebagai ikan pemakan logam dan biasa digunakan untuk membersihkan kaca. Tetapi, setelah diteliti ternyata ikan ini bisa dikonsumsi dengan syarat ikan ini hidup di perairan yang jauh dari sungai, seperti tambak dan rawa, dan Desa Laladan sendiri lokasinya jauh dari sungai. Proses pengolahan ikan sapu-sapu menjadi terasi diawali dengan penetralan ikan dikolam dengan memberi makan lumut, lalu pengulitan, penggilingan, setelah itu dicampur garam lebih kurang 5-10%, dikeringkan 1-2 hari, penggilingan ulang, lalu penjemuran 2-3 hari, terakhir pembungkusan menggunakan daun pisang lalu disimpan 1-2 Minggu. Pembuatan sampai pengemasan terasi ikan sapu-sapu ini lebih lama dari terasi udang, yaitu sekitar 3 minggu, sedangkan terasi udang hanya 1-2 hari.
Akhirnya perjuangan mahasiswa baru ini pun menuai hasil. Ide blilliannya ini berhasil menjadi juara I dalam tiga kompetisi sekaligus termasuk dalam kompetisi PKM Maba Rektor Cup (1/3). “ Barakallah, di TEMILREG STAIN Kediri saya dapat mengalahkan 4 tim lain dibabak final , Alhamdulillah ide ini menjadi juara I juga di PKM-K Fakultas dan Universitas, mengalahkan 30 tim lain ” tutur Sumantri. Kemenangan Sumantri dan Dhimas Fuad Hassan ini membawa FEB UB pada peringkat 5 PKM Maba Rektor Cup 2014 dan memperolehan 1 Emas. (hdn/ubd/azh)