Hubungan Inovasi dengan Kebijakan Politik dan Investasi dengan Resikonya

EY Yakin dengan Kualitas Lulusan JAFEB-UB
13 June 2014
Gedung Utama FEB UB, Realisasi Cita-Cita dan Harapan
16 June 2014

Jum’at (13/06) – Investasi merupakan suatu tindakan oleh seseorang ataupun perusahaan untuk mendapatkan keuntungan di masa depan, oleh karena itu keadaan politik di sebuah negara sangat berpengaruh terhadap investasi dan juga perekonomiannya. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (JM FEB UB) mengadakan sebuah Seminar International Manajamen Keuangan yang bertempat di Aula Gedung F Lantai 7 FEB UB.

Acara kali ini mendatangkan 2 pemateri yang pertama Prof. Utpal Bhattacharya beliau dari Associate Professor of Finance Kelley School of Business Indiana University USA, dan yang kedua adalah Prof. Ubud Salim beliau dari JM FEB UB. Acara di bagi menjadi dua sesi dan dibuka oleh sambutan dari Dekan FEB UB Prof. Chandra Fajri Ananda, S.E., M.Sc., Ph.D., dalam sambutannya bapak Dekan mengenalkan sekilas tentang FEB UB, kerja sama antara universitas-universitas di negara lain  dan beliau berharap dengan adanya seminar ini para peserta yang hadir bisa berbagi pengalaman dan mendapatkan ilmu baru yang di berikan oleh Utpal Bhattacharya. Sesi Pertama di isi oleh Utpal Bhattacharya dengan bertemakan “What Affects Innovation More Policy or Policy Uncertainty”. Beliau mengadakan penelitian di sekitar 60 negara tentang tema tersebut, dan hasilnya adalah Politik di Dunia terbagi 3 Yang pertama sisi sayap kanan yang di isi oleh golongan-golongan komunis, sisi sayap kiri yang di isi oleh golonga-golongan liberal dan sayap tengah yang di isi oleh pihak netral. Masing-masing sisi punya kekuatan dimana sisi kiri yang lebih berpedoman kepada Karl Marx dan sisi kanan yang lebih berpedoman kepada Adam Smith. Hasil penelitian dari beliau mengatakan hanya politik tersebut tidak berpengaruh sama sekali dan tidak efektif, yang lebih terpenting adalah bagaimana kestabilan politik di suatu negara maka itu akan lebih mendorong inovasi.

Sesi yang kedua di isi oleh Prof. Ubud Salim yang bertemakan “Country Risk Analysis and Direct Foreign and Their Rating in Asean”, beliau meneliti dari 6 Negara di Asean yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Fillipina yang memiliki resiko investasi paling besar adalah Indonesia dan yang paling terendah Singapura dan Malaysia. Resiko ini terdiri dari beberapa komponen resiko seperti Cultural Risk, Political Risk dan sebagainya. Untuk meningkatkan investasi di Indonesia dengan memperkecil resiko beliau berpendapat dalam Cultural Risk yang berisi budaya-budaya di Indonesia harus di kuatkan dan di perkenalkan kepada Dunia, beliau selalu meyakinkan dirinya bahwa Bahasa Indonesia akan menjadi bahasa International dengan begitu Cultural Risk di Indonesia akan menurun dan Investasi bisa meningkat. (ilh/azh)

Di upload oleh : agus widyatama
Di upload oleh : agus widyatama
Pengelola Sistem Informasi dan Kehumasan (PSIK FEB UB)