“Kemandirian adalah suatu kondisi di mana kita mampu secara ekonomi dan sosial,” demikian disampaikan oleh H.M. Jusuf Kalla dalam Dialog Kebangsaan, Rabu (22/6). Dialog kebangsaan yang mengambil tema “Refleksi untuk Indonesia yang Mandiri dan Bermartabat” ini, merupakan rangkaian acara dalam rangka Ulang Tahun Emas 50 tahun Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya (UB). Acara yang juga merupakan bagian dari Inspiring Lectures Series ini dilaksanakan di Gedung Widyaloka UB, dan dihadiri oleh ratusan peserta yang berasal dari kalangan mahasiswa, dosen, serta dekanat FEB UB. Selain itu, acara ini juga dihadiri oleh Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Jawa Timur, H. Imam Utomo.
Sebagaimana diungkapkan oleh Rektor UB, Prof. Dr. Ir. Yogi Sugito, dalam sambutannya, bahwa peran Perguruan Tinggi adalah sebagai pelopor dan pergerakan pembangunan. Oleh karena itulah, FEB UB memandang dialog kebangsaan ini penting untuk diselenggarakan.
“Melalui dialog kebangsaan inilah, diharapkan mampu memberikan sumbangsih pemikiran ke arah mana bangsa ini melangkah dan menggapai cita-citanya,” tutur Dekan FEB UB, Gugus Irianto, SE, MSA, PhD, Ak.
Dialog Kebangsaan yang juga menjadi kuliah tamu ini, banyak menyoroti tentang kondisi bangsa Indonesia yang masih cukup tertinggal dari negara-negara lain. Hal ini dikarenakan oleh jumlah penduduk Indonesia yang terus bertambah sedangkan lahan yang ada semakin berkurang. Untuk menyikapi ketertinggalan ini, maka Indonesia haruslah mampu meningkatkan Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM), sehingga mampu bersaing di kancah Internasional. Peningkatan SDA tidak lain adalah dengan pengembangan teknologi. Untuk itulah, maka diperlukan ilmu, dan ilmu tersebut didapatkan salah satunya adalah dari Pendidikan Tinggi.
“Di sinilah fungsi dari Universitas,” ungkap Ketua Umum PMI tersebut.
Jusuf Kalla meyakini bahwa Indonesia mampu menjadi bangsa yang mandiri dan bermartabat, asalkan ada kemauan dan upaya. Mantan Wakil Presiden Republik Indonesia tersebut juga memaparkan cara-cara yang dapat ditempuh untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang mandiri dan bermartabat.
“Untuk menjadi bangsa yang bermartabat dan mandiri, diperlukan teknologi dan ilmu pengetahuan, serta pemimpin yang adil, tegas, dan berwibawa,” jelasnya.
Acara yang dimulai pukul 9.30 WIB ini, diakhiri pukul 12.00 WIB, dengan penyerahan cinderamata oleh Rektor UB dan Dekan FEB. Salah satu cinderamata yang diberikan berupa lukisan karikatur Jusuf Kalla sedang membawa buku.
“Jabatan boleh berakhir, tapi menuntut ilmu tak boleh diakhiri,” ungkap Dekan FEB menjelaskan filosofi dari karikatur tersebut. [riz/nug]