Abdul Jabbar Jawwadurrohman mahasiswa Jurusan Manajemen FEB UB (JM FEB UB) kembali menorehkan prestasi. Mahasiswa yang mewakili FEB UB sebagai mahasiswa berprestasi 2014 ini berhasil lolos dalam seleksi Volunteerism Teaching Indonesian Children. Pada Bulan Agustus 2014 ini Jawwad akan berangkat ke Sarawak, Malaysia untuk menjadi tenaga pengajar TK Islam anak dari buruh perkebunan kelapa sawit.
Pada tahap awal dilakukan seleksi CV dan essai tentang pendidikan. Dalam seleksi ini 91 mahasiswa dari berbagai Universitas di Indonesia lolos untuk mengikuti seleksi tahap selanjutnya. Tema essai yang ditentukan dalam seleksi tahap pertama ini tentang Pendidikan investasi masa depan, kesejahteraan TKI, dan kualitas pendidikan di Indonesia. Judul essai dari Jawwad sendiri yaitu “Pendidikan bukanlah persiapan untuk menghadapi kehidupan karena kehidupan adalah pendidikan itu sendiri!“.
Seleksi selanjutnya yaitu seleksi interview yang dilaksanakan di Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia pada (12/04) pukul 09.00 s/d selesai untuk mahasiswa yang berlokasi di Jabodetabek. Sedangkan mahasiswa yang dekat dengan daerah Bandung dapat mengikuti seleksi interview ini di Bandung tepatnya pada (13/04) di Taman Masjid Salman Institut Pertanian Bogor pukul 10.00 s/d selesai. Seleksi untuk daerah Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur seleksi dilakukan pada (14-16/04) pukul 19.00 s/d selesai. Dalam seleksi ini mahasiswa yang lolos diwajibkan membawa CV terbaru.
Mahasiswa yang lolos dalam seleksi interview ini tersebar diberbagai daerah di Indonesia . Untuk memudahkan proses seleksi interview juga dapat dilakukan secara online melalui skype. Interview online via skype melalui skype id heydeeb6 dan inkanafisha. Jawwad mengatakan, “Dalam seleksi interview ini diwawancarai tentang pandangan kami terhadap kesejahteraan TKI, kondisi pendidikan di Indonesia, dan solusi apa yang kami tawarkan untuk mengatasi permasalahan yang ada.”
Mahasiswa yang lolos dalam seleksi pertama juga dites tentang kurikulum dan metode mengajar yang ingin mereka terapkan nanti. Selain itu, mahasiswa juga harus menjelaskan simulasi mengajar yang ingin mereka terapkan. “Kurikulum yang saya tawarkan yaitu kurikulum pendidikan dasar, mengenal Indonesia karena kebanyakan TKI belum mengenal Indonesia, dan pendidikan karakter terkait kedisiplinan dan saling menghargai.” tutur Jawwad.
Metode atau teknik mengajar yang ditawarkan oleh mahasiswa ini yaitu visual, auditori, kinestetik sesuai dengan kecenderungan tipe belajar siswa, 8 kecerdasan (linguistik, logika-matematik, visual dan spasial, musikal, interpersonal, intrapersonal, kinestetik, dan naturalis. “Harapan saya dengan dua metode yang dipadukan, saya bisa mengajar dengan lebih efektif karena menyesuaikan kecenderungan tipe belajar dan kecenderungan kecerdasan siswa”, jelas Jawwad.
Jawwad menuturkan banyak kesulitan yang dihadapi dalam seleksi ini, seperti belum adanya pengalaman interview via online sehingga harus kewarnet untuk menghindari masalah koneksi, dan interview yang tidak tatap muka membuat Jawwad harus benar-benar mampu menjelaskan dan menyakinkan tentang beberapa pertanyaaan yang diajukan. “Saya sempat mendapat kesulitan ketika ada masalah karena warnet pertama yang saya datangi tidak bisa digunakan interview online, saya dibingungkan dengan mencari warnet lain, dan yang paling lucu ketika saya harus teriak-teriak di warnet saat simulasi mengajar anak SD. ”Dalam simulasi tersebut Jawwad mengajarkan tentang Pancasila yang dihafalkan dengan 5 jari.
Seleksi akhir ini meloloskan 35 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia yang nantinya akan diberangkatkan ke Sarawak Malaysia Agustus 2014. Mahasiswa-mahasiswa ini nantinya akan mengajar di Sarawak selama 20 hari. (hdn/azh)