Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) kembali menggelar kegiatan Guest Lecture dengan menghadirkan akademisi internasional, Dr. Lim Chee Ann, Senior Lecturer dari Universiti Sains Malaysia (USM), pada Selasa, 28 Oktober 2025. Kuliah tamu bertajuk “Driving Sustainable Economic Growth in Malaysia and Indonesia through Digital Transformation and Public Expenditure” ini berlangsung di Aula Gedung F Lantai 7 FEB UB.

Acara dimulai pukul 09.00 WIB dengan pembukaan oleh MC, kemudian dilanjutkan sambutan dari Raditha Hapsari, S.E., M.M., selaku Ketua Program Studi S1 Manajemen FEB UB. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk penguatan kolaborasi akademik antara Universitas Brawijaya dan Universiti Sains Malaysia melalui program mobilitas ASEAN bertema “Empowering ASEAN Youth through Economic Innovation, Digital Transformation & Community Sustainability.”

Selain mahasiswa FEB UB, kegiatan ini juga dihadiri oleh mahasiswa dari Universiti Sains Malaysia (USM) yang sedang mengikuti program pertukaran dan mobilitas akademik di Universitas Brawijaya. Kehadiran mahasiswa lintas negara ini menambah nuansa internasional dan memperkuat semangat kolaborasi antaruniversitas ASEAN dalam bidang ekonomi dan transformasi digital.

Dalam sesi kuliah tamu, Dr. Lim Chee Ann memaparkan pentingnya transformasi digital dan pengelolaan belanja publik dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Malaysia dan Indonesia. Menurutnya, keberhasilan ekonomi modern tidak hanya bergantung pada seberapa besar belanja pemerintah, tetapi juga pada efektivitas dan kebijaksanaan dalam pengalokasian anggaran untuk mendukung inovasi dan digitalisasi.

“Pertumbuhan ekonomi tidak hanya soal berapa besar belanja pemerintah, tetapi seberapa bijak negara mengalokasikannya untuk mendukung inovasi dan digitalisasi,” ujar Dr. Lim.

Dari hasil penelitiannya, Malaysia menunjukkan ekspansi kuat pada sektor teknologi informasi dan komunikasi (ICT) pasca 2010, dengan belanja publik mencapai 25–30% dari PDB, sementara Indonesia mempertahankan stabilitas di kisaran 17–20% dari PDB dengan pertumbuhan ICT yang terus meningkat.
Lebih lanjut, Dr. Lim juga menyoroti hasil riset di kawasan ASEAN-5 (Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand) yang menunjukkan bahwa transaksi digital seperti kartu kredit dan e-money berpengaruh positif terhadap pertumbuhan PDB dengan elastisitas masing-masing 0,188 dan 0,201. Temuan ini memperkuat peran sistem pembayaran digital sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi di era modern.

“Sustainability di era digital menuntut kepemimpinan yang tangguh, kepercayaan institusional, dan kesiapan teknologi,” tambahnya.

Kegiatan yang berlangsung hingga pukul 11.30 WIB ini juga mencakup sesi tanya jawab interaktif. Mahasiswa antusias mengajukan pertanyaan seputar kebijakan fiskal, inovasi digital, dan potensi kerja sama riset lintas negara. Antusiasme peserta menunjukkan tingginya ketertarikan terhadap topik pembangunan ekonomi digital berkelanjutan di kawasan ASEAN.

Melalui kegiatan Guest Lecture ini, FEB UB berharap mahasiswa dapat memperluas wawasan global serta memahami sinergi antara kebijakan fiskal dan transformasi digital sebagai pilar penting dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Scroll to Top
Skip to content