Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya menggelar Simposium Nasional Filsafat Ilmu Ekonomi dan Bisnis, kamis (28/11/2019) di Gedung F Lantai 7 Pascasarjana FEB. Ketua Panitia Warter Agustim, mengatakan, simposium nasional membedah perkembangan pemikiran ilmu ekonomi dari masa ke masa secara keseluruhan. Terdapat tiga bidang ilmu ekonomi, yaitu manajemen, ilmu ekonomi dan akuntansi.
“Peserta berusaha melahirkan teori-teori baru, maupun keterkaitan teori lama yang terjadi secara dinamis. Para penulis call paper berdiskusi dengan para guru besar, untuk menyatukan pandangan dan perkembangan di bidang ilmu ekonomi,” terang Warter.
Sekitar 88 call paper dari 144 paper dari para peserta yang hadir dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia, diangkat sebagai bahan diskusi dengan para guru besar.
“Sekitar 300 peserta dosen peneliti yang kita undang, termasuk mahasiswa. Mereka diminta untuk memberikan ide pada simposium dalam perkembangan ilmu ekonomi yang terjadi saat ini, dengan dikaitkan ilmu ekonomi sebelumnya. Bisa dengan pembanding call paper peserta. Sehingga ada kesepahaman ilmu ekonomi yang berkembang dengan titik temunya ada dimana,” jelasnya.
Salah satu narasumber, Prof Dr Munawar Ismail, SE,DEA dari FEB UB memaparkan tentang keragaman dalam pemikiran ekonomi. Menurutnya, terdapat dua pemikiran dalam ilmu ekonomi yakni pemikiran mainstream yang menggunakan asumsi neoklasik dan pemikiran non-mainstream yang menolak asumsi neoklasik.
Perbedaan dua asumsi diatas, jika dilihat dari kaca mata ekonomi sosiologi yang merupakan salah satu contoh dari ekonomi non-mainstream adalah actor ekonomi merupakan semua pelaku yang saling terkait dan merupakan bagian dari kelompok/masyarakat. Berbagai bentuk perilaku actor dalam ekonomi digunakan, termasuk perilaku ekonomi yang rasional. Kendala dari tindakan ekonomi pada ekonomi sosiologi adalah kelangkaan sumber daya, struktur social dan makna struktur. Pada konsep ekonomi ini, perekonomian merupakan bagian integral dari masyarakat dan masyarakat adalah dasar referensi.
“Adapun, ekonomi mainstream melihat semua actor ekonomi terpisah satu sama lain. Semua tindakan ekonomi diasumsikan secara rasional, rasional di konsep ekonomi ini merupakan sebuah asumsi. Kendala dari tindakan ekonomi adalah kelangkaan sumber daya dan teknologi. Di ekonomi mainstream (neoklasik) ekonomi dan pasar merupakan referensi utama, masyarakat dipandang sebagai pihak yang berada diluar itu,” tandas Guru Besar Ilmu Ekonomi FEB UB itu.
Selain Munawar, turut hadir sebagai narasumber, di antaranya Prof. Dr. M Suyanto, MM (Keynote Speaker Rektor Univ. Amikom Yogyakarta, Produser dan penulis film Bottle of Surabaya, Penulis Buku Photoprenuership); Prof. Dr. Eka Afnan Troena, SE (Guru Besar llmu Manajemen Universitas Brawijaya); Prof. Dr. Armanu Thoyib, SE, MSc (Guru Besar llmu Manajemen Universitas Brawijaya); Prof. Dr. Bambang Subroto, MM,Ak (Guru Besar llmu Akuntansi Universitas Brawijaya); Prof. Iwan Triyuwono, SE,Ak,Mec,PhD (Guru Besar llmu Akuntansi Universitas Brawijaya); dan Prof. Dr. M. Pudjiharjo., SE., MS (Guru besar Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya).
sumber : http://kanal24.co.id/read/feb-ub-ihtiar-lahirkan-teori-ekonomi-baru