Ikhtiar Menuju Generasi Emas yang Cerdas, FEB UB Bikin Boardgame Literasi Keuangan untuk Anak

FEB UB (Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya) terus berinovasi dalam pengabdian masyarakat dan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kali ini para dosen membikin kegiatan Mitra Mengabdi dan Abdi Darma dalam bidang literasi keuangan bagi anak-anak.

Kegiatan yang dibuat sejak September sampai Desember 2021 ini dibuat agar para dosen dapat memberikan kontribusi yang lebih nyata dan signifikan pada stakeholders. Terkhusus masyarakat lokal dan nasional.

Diketahui, program Mitra Mengabdi merupakan kegiatan pengabdian masyarakat dengan menggandeng atau berkolaborasi dengan mitra baru yang ada di lingkungan masyarakat maupun pemerintah. Salah satu output kegiatan ini adalah terselenggaranya pengabdian masyarakat adalah adanya Memorandum of Understanding (MoU) atau Memorandum of Agreement (MoA) maupun Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) antara FEB UB dengan mitra baru tersebut. FEB UB melalui para dosennya menyelenggarakan implementasi kegiatan secara bersama-sama dengan mitra.

Salah satu kegiatan adalah kolaborasi dengan Ruang Belajar Aqil (RBA) Jl Cempaka 1, Lowokwaru, Kota Malang. Kegiatan di sini terkait dengan penyelenggaraan layanan, perwakilan, pengembangan, serta pemberdayaan masyarakat.

Sejak 2017 sampai 2020, RBA sudah menyelenggarakan program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan pemuda sebanyak 3.185 program.  Juga telah menjangkau sebanyak 55.032 orang penerima manfaat baik di level lokal, nasional, maupun internasional.

RBA didirikan dan diketuai oleh Wily Ariwiguna, SE., yang juga merupakan alumni Jurusan Manajemen FEB UB.

Membuat Boardgame

Kegiatan Mitra Mengabdi FEB UB yang menggandeng RBA ini dilaksanakan dengan membuat boardgame atau papan bermain. Sasaran pemainnya adalah anak-anak di usia 7-12 tahun atau mereka yang duduk di bangku SD kelas 1 s/d 6.

Pembuatan papan bermain ini bertujuan untuk mengenalkan berbagai macam jenis uang fisik. Baik kertas maupun logam dan juga uang atau dompet digital. Permainan ini memberikan pengetahuan tentang bagaimana membelanjakan uang secara bijaksana, serta pada akhirnya menanamkan pola hidup hemat dan gemar menabung.

“Melalui permainan ini juga diharapkan anak-anak pada akhirnya mampu mengelola uang yang dimilikinya dengan baik serta cerdas dalam membelanjakannya, sehingga hal ini kemudian akan menjadi sebuah kebiasaan baik bagi anak-anak sampai dengan mereka dewasa nanti,” ujar Nurkholis, Ph.D, salah satu dosen FEB UB.

Permainan dibuat dengan tiga tingkatan. Yakni level sederhana (untuk siswa kelas 1-2 SD), level menengah (3-4 SD), dan level lanjutan (5-6 SD).

Di level sederhana, permainan yang diusung adalah T’ Money (Tebak Uang) dengan tujuan untuk mengenalkan uang fisik beserta pecahannya dan uang digital. Selanjutnya, di level menengah dilakukan permainan Jenga and Shopping untuk memberikan pengetahuan dasar terkait pembelanjaan uang dengan bijaksana.

Terakhir, di level lanjutan terdapat permainan Save Your Money (Tabung Uangmu) dengan tujuan membiasakan anak untuk menabung sejak dini melalui permainan sejenis ular tangga.

Pembuatan papan bermain ini dilakukan secara tim antara para dosen dan mahasiswa FEB UB yang sedang melaksanakan program magang dalam rangka Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di RBA, beserta beberapa relawan dari RBA.

Tim dosen di antaranya adalah Yeney Widya P., DBA., Ak., CA., Nurkholis, Ph.D., Ak., CA., dan Wiwik Hidajah Ekowati, M.Si., Ak., CA., dan tim mahasiswa terdiri dari Nur Wahyuni, Ifqiyatul Insiyah Achmad, dan Achmad Rifaldi Ameldan Al Chair.

Tim dosen dan mahasiswa ini adalah dari Jurusan Akuntansi FEB UB. Papan bermain yang telah dibuat kemudian diujicobakan di salah satu mitra RBA dalam melaksanakan program pemberdayaan masyarakat, yaitu SDN Lowokwaru 1 yang lokasinya tidak jauh dari markas RBA di Jl. Letjend Sutoyo V no. 33, Lowokwaru, Kota Malang.

Uji coba permainan dilaksanakan dari hari Senin s/d Rabu, di tanggal 8 – 10 November 2021, di mana di hari Senin dilaksanakan aktivitas untuk siswa kelas 1 dan 2, hari Selasa untuk kelas 3 dan 4 serta Rabu untuk anak kelas 5 dan 6.

Kegiatan ini juga didampingi oleh Kepala Sekolah Kurniati, S.Pd. beserta guru pendampingan. “Kegiatan bermain sambil belajar ini dapat menjadi variasi pembelajaran yang selalu dinanti-nantikan oleh anak-anak,” ucap Kurniati.

Dari pelaksanaan uji coba tersebut, para siswa merasa senang dapat melakukan kegiatan permainan bersama para mahasiswa MBKM dan relawan RBA setelah sekian lama tidak terdapat kegiatan bermain secara luring dikarenakan faktor pandemi sehingga belum dilaksanakan pembelajaran tatap muka. Bahkan ada beberapa murid yang tidak mau

menyudahi permainan dan tidak ingin pulang karena masih ingin melanjutkan permainan.

Peserta juga merasakan sisi pembelajaran yang menarik dari aktivitas permainan yang berkaitan dengan uang. Apalagi karena memang dunia anak-anak adalah dunia bermain.

Permainan dan alat bermain yang telah digunakan di uji coba ini akan diurus hak kekayaan intelektualnya dan kemudian akan diperbanyak agar dapat digunakan secara lebih luas di berbagai sekolah dasar dan juga perkumpulan kemasyarakatan dengan anggota anak-anak.

Selain itu juga direncanakan adanya Training for Trainers, dalam hal ini adalah mendiseminasikan boardgame beserta cara bermainnya kepada para guru. Tujuannya agar mereka dapat mengagendakan proses belajar sambil bermain bersama anak-anak tanpa harus ada kehadiran tim mahasiswa dan relawan dari RBA.

Permainan ini juga akan dikembangkan untuk dapat digunakan oleh murid-murid dengan tingkatan yang lebih tinggi, misalnya untuk murid SMP dan SMA. Dengan demikian, manfaat atau kontribusi dari papan bermain ini juga dapat dirasakan oleh lebih banyak anak atau remaja dalam rangka menuju generasi emas Indonesia yang cerdas secara keuangan.

Scroll to Top
Skip to content