Jumlah Lembaga Keuangan Indonesia Terbilang Rendah

Menjaga Kualitas Kelembagaan, FEB Adakan Pelatihan Auditor Internal Mutu
14 February 2013
Informasi Program KKN TEMATIK FEB UB 2013
20 February 2013

Antrean panjang mahasiswa terlihat disekitar Gedung F Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) pada Rabu (20/2). Para mahasiswa ini mengantri untuk dapat mengikuti Kuliah Umum yang menghadirkan Hekinus Manao, Ph.D (Mantan Direktur Eksekutif Bank Dunia). Dengan Tema “FINANCIAL INCLUSION”, Kuliah Umum ini berhasil menarik perhatian mahasiswa baik mahasiswa S1, S2 dan S3 untuk mengikuti secara seksama perkuliahan yang diselenggarakan gratis tanpa dipungut biaya.

Dalam paparannya, Hekinus menyampaikan fakta-fakta terkait layanan keuangan di Indonesia yang tidak merata. Layanan keuangan hanya diakses orang-orang yang berkepentingan dalam bisnis atau bisa dikatakan orang menengah ke atas, padahal seharusnya layanan ini juga dapat diakses masyarakat yang kurang mampu. Pada kuliah umum yang dimoderatori oleh Dr. Erwin Saraswati. Hekinus turut menyampaikan dampak dari pemerataan akses layanan keuangan yang sangat besar. Dampak ini bermanfaat bagi perekonomian Indonesia. Melalui pemerataan layanan keuangan, maka tingkat kemiskinan di Negara ini akan berkurang dengan sendirinya. Selain itu, akan memaju pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat di Indonesia.

Sebenarnya, Indonesia sudah memiliki berbagai lembaga keuangan yang dapat meratakan layanan-layanannya. Hanya saja, kurangnya persebaran di daerah-daerah yang juga menjadi salah satu kendala. Walaupun jumlah bank, koperasi, dan lembaga keuangan sudah cukup banyak, tetapi dibandingkan jumlah penduduk dan luas daerah, lembaga keuangan yang ada belum cukup optimal mendukung perekonomian masyarakat.

“Dibandingkan Negara lain, jumlah lembaga keuangan di Indonesia masih rendah. Kita hanya sedikit lebih bagus dari India dan kalah jauh dibanding Jepang.” Ungkap Herkinus.

Selain memaparkan fakta-fakta, Hekinus juga mengungkapkan ide –ide riset bagi mahasiswa baik S1, S2, maupun S3, diantaranya yaitu Mengkaji hubungan antara layanan keuangan bagi masyarakat yang berbeda tingkat ekonomi, mengkaji hubungan antara layanan keuangan dengan pengurangan kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi, layanan keuangan bagi para TKI, keunggulan sistem rentenir yang dapat diaplikasikan dalam menarik masyarakat untuk mengakses layanan keuangan, dan masih banyak lagi.

Herkinus juga menyampaikan bahwa memilih ide riset atau skripsi itu harus yang bisa direalisasikan dan yang bisa diselesaikan. “Jangan muluk-muluk menggagas ide yang sensasional tetapi nyatanya tidak bisa terealisasi,” pesannya. Kuliah umum yang diadakan oleh Jurusan Akuntansi FEB UB ini diharapkan dapat membantu mahasiswa menemukan solusi, mengkaji riset-riset, dan mendapatkan ide skripsi yang nantinya bermanfaat untuk kemajuan perekonomian Indonesia ke depannya terutama dalam pemerataan lembaga dan layanan keuangan. (apk/ris)