Malang – Senin tanggal 19 Agustus 2019 merupakan hari yang istimewa bagi mahasiswa baru Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya yang mana teman-teman mahasiswa baru baik S1, S2, maupun S3 mengikuti kuliah perdana yang dilaksanakan di Gedung Samantha Krida, Universitas Brawijaya. Acara ini dibuka dengan talenta-talenta mahasiswa FEB UB yang berhasil memukau peserta kegiatan, diantaranya adalah Tilawah, Paduan Suara Brawijaya Economic Choir, serta tarian dari Economic Dance Club.
Sambutan sebagai awal kuliah perdana disampaikan oleh Wakil Dekan III bidang Kemahasiswaan Bapak Dr. Moh.Khusaini, SE., M.Si., MA beliau berharap bahwa dalam 5- 10 tahun lagi para mahasiswa FEB UB dapat menjadi orang penting yang berkontribusi dalam kemajuan bangsa ke depannya. Pembukaan secara resmi dilakukan oleh Dekan FEB UB, Bapak Drs. Nurkholis, Ph.D. Beliau menyampaikan bahwa kuliah perdana ini bertujuan untuk memberikan bekal bagi para mahasiswa untuk menghadapi dinamika era bonus demografi.
Acara inti dari kuliah perdana ini dipandu oleh Bapak Setyo Tri Wahyudi yang juga merupakan Ketua Program Studi Ekonomi Keuangan Perbankan FEB UB. Prof. Ahmad Erani Yustika, Ph.D selaku pembicara merangkai kata kunci dalam kuliah perdana terkait bonus demografi, pembangunan ekonomi Indonesia, perkembangan ekonomi digital, serta inovasi terkini yang telah diciptakan. Indonesia, Arab Saudi, Turki, Jerman, merupakan beberapa negara yang memiliki proporsi penduduk usia produktif sebesar 60% keatas terhadap total jumlah penduduknya. Negara seperti ini akan memiliki keunggulan untuk dapat cepat bergerak. Lompatan ekonomi terbaik untuk Indonesia diperkirakan akan terjadi pada 2020-2025 dengan memanfaatkan bonus demografi.
Sementara itu, dengan adanya perubahan teknologi yang semakin maju, terdapat negara yang mendapat kutukan akibat ketidaksiapan, pun sebaliknya negara yang telah siap justru berhasil menyesuaikan dengan irama ekonomi digital. Ekonomi digital diproyeksikan akan meningkat 8x lipat pada tahun 2022. Pada saat ini 5 perusahaan terbesar merupakan perusahaan bidang teknologi informasi, seperti Apple, Google, Microsoft, Amazon, dan Facebook. Sedangkan perusahaan bidang industry tekstil, minyak mengalami penurunan. Di Indonesia beberapa contoh platform digital yang telah besar adalah Gojek, Grab, Ruang Guru, Ovo, Tokopedia, Bukalapak, dan Kitabisa.com. Apapun profesi anda ketika sudah terpapar teknologi informasi, maka semuanya akan dapat melakukan percepatan.
Prof. Erani juga menyamapaikan mengenai sebuah keberhasilan dapat diraih apabila kita dapat menjadi sumber mata air bagi tempat dimana kita berada. Salah satu motif dari ibukota yang dipindahkan adalah agar seluruh Indonesia dapat merasakan pembangunan yang lebih cepat dan merata. Pembangunan ekonomi lokal merupakan hal yang harus diperhatikan dalam membangun Indonesia ke depannya. Beliau berharap generasi muda Indonesia dapat menjadi generasi unggul yang dapat membangun Indonesia menjadi negara yang lebih kuat secara keseluruhan.