
Malang – Lima mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) yang diketuai oleh Rama Fattah Argi Putra (Ekonomi Keuangan dan Perbankan) bersama rekan-rekannya Arinjani Marsya Indra Prayangti (Akuntansi), Rosya Putri Afidah (Akuntansi), Mey Sela Dila Safrina (Akuntansi), dan Neyla Marshadina Aufa (Akuntansi), di bawah bimbingan Dr. Virginia Nur Rahmanti, S.E., M.S.A., Ak., menggagas Laporan Falah Semesta Sejahtera (SS), sebuah format pencatatan keuangan sederhana bagi panti asuhan. Gagasan ini lahir dari hasil penelitian Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) yang menilai standar pelaporan keuangan ISAK 335 terlalu rumit diterapkan di lapangan.
Pengurus Panti KH. Mas Mansyur menuturkan,
“Tidak ada sistemnya, kita menggunakan sistem konvensional biasa. Jadi cuma uang yang keluar dan masuk saja. Tidak ada sistem apa-apa karena belum ada guidance untuk penerapan yang seperti itu.”
Hal senada diungkapkan pengurus LKSA Taqwa Al-Qolbi yang mengaku hanya membuat laporan dasar untuk para donatur.
“Saya bukan orang akuntansi, jadi laporan keuangan sifatnya hanya pengeluaran dan pemasukan dasar saja. Biasanya tiap tiga bulan kita buat buletin sederhana untuk para donatur.“

Pernyataan tersebut memperlihatkan bahwa standar ISAK 335 memang sulit diterapkan di lapangan. Pihak panti sendiri lebih membutuhkan format laporan yang sederhana, praktis, dan mudah dipahami. Berbeda dengan ISAK 335 yang formal dan teknis, SS menggunakan sistem single entry dan pencatatan berbasis akad. Laporan ini menampilkan tabel pemasukan-pengeluaran donasi, laporan kegiatan sosial, hingga indikator kesejahteraan santri. Tim menyarankan penggunaan SS karena lebih sesuai dengan kebutuhan panti dibandingkan dengan ISAK 335.
“SS berorientasi pada transparansi sosial dan nilai syariah sehingga lebih mudah dipahami oleh pengurus panti maupun masyarakat,”
jelas Rama sebagai ketua Tim.
ISAK 335 lebih menekankan kesesuaian dengan PSAK 1 dan cenderung teknis, SS justru berorientasi pada transparansi sosial dan syariah. SS disusun agar mudah dipahami masyarakat awam, bukan hanya auditor. Dari sisi struktur, ISAK 335 menggunakan laporan keuangan umum seperti neraca, laporan aktivitas, dan arus kas, sedangkan SS menambahkan komponen khas syariah seperti laporan dana zakat, infak, sedekah, laporan kegiatan sosial, hingga indikator kesejahteraan santri.
Basis nilai keduanya pun berbeda. ISAK 335 murni berorientasi pada akuntansi konvensional dengan tujuan akuntabilitas finansial. Sebaliknya, SS berbasis falah dan syariah, yang menjadikan keberkahan, keadilan, dan kesejahteraan sosial sebagai indikator kinerja. Dari sisi keterbacaan, ISAK 335 dianggap terlalu teknis bagi pengurus panti yang bukan akuntan, sementara SS lebih sederhana dengan tabel pemasukan-pengeluaran donasi serta manfaat yang dirasakan santri. Dengan demikian, SS lebih realistis untuk diterapkan panti asuhan tanpa harus menyewa akuntan profesional.
Untuk mendukung penerapan SS, tim juga mengembangkan platform digital bernama SiRumah agar pencatatan lebih rapi dan terdokumentasi secara daring. Melalui riset ini, tim berharap Laporan Falah Semesta Sejahtera dapat menjadi alternatif standar akuntansi panti asuhan di Indonesia, sehingga tata kelola keuangan lebih transparan, akuntabel, dan tetap sesuai prinsip syariah.
✍️ Tentang Penulis
Artikel ini ditulis oleh Tim SiRumah, kelompok mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH), di bawah bimbingan Dr. Virginia Nur Rahmanti, S.E., M.S.A., Ak.
📷 Instagram: @sirumahfalah