Mahasiswa Riset Se-Malang Bersama-Sama Rumuskan Solusi dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0 di Malang

Malang – Minggu (13/5), telah berlangsung acara Student Conference di aula gedung D lantai 3 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Dengan mengusung tema “Strategi Pembangunan Tenaga Kerja dan UMKM di Kota Malang dalam Menghadapi Era Disruptive Revolusi Industri 4.0 : Tinjauan Multiperspektif Keilmuan”, mahasiswa dari perwakilan lembaga riset se-Malang, mulai dari lembaga riset di Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, Politeknik Negeri Malang, STIE Malang Kucecwara, Universitas Islam Negeri Malang, dan Universitas Kanjuruhan bersama-sama merumuskan solusi untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0 di Malang.

Student Conference merupakan acara yang diinisiasi oleh Lingkar Studi Mahasiswa Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif dari mahasiswa untuk menemukan solusi dari permasalahan-permasalahan yang ada di Kota Malang. Selain itu acara ini juga bertujuan untuk menjalin silaturrahmi dengan lembaga riset se-Malang.

Sebelumnya, telah diadakan seminar pada Sabtu (12/5) yang menghadirkan 2 orang pemateri dari akademisi dan praktisi yaitu Angga Erlando, SE., M.Ec, Dev dan Vicky Arief H., S. Kom. Dalam pemaparannya, Angga menyarankan adanya peningkatan skill, integrasi antar semua sektor dan kolaborasi antara semua lini yaitu pemerintah, mahasiswa, akademisi, dan masyarakat.

“Mahasiswa dapat berperan dengan meningkatkan sumberdaya dan produktivitas litbang. Sehingga akan terjadi kesesuaian lulusan dengan apa yang dibutuhkan di dunia kerja. Serupa dengan yang disarankan oleh praktisi yaitu perlu adanya kolaborasi antara aktor-aktor ekonomi kreatif di Kota Malang ini”papar Angga Erlando, SE., M.Ec, Dev

Pada sesi Focus Group Discussion, peserta dibagi menjadi 3 stakeholder yaitu pemerintah, pebisnis dan asosiasi tenaga kerja dimana pada sesi ini peserta merumuskan strategi yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah terkait revolusi industri 4.0 di Malang. Hasil FGD ini berupa 5 poin rekomendasi yang akan dibawa untuk didiskusikan kembali dalam General Discussion.

Dari hasil general discussion ada beberapa poin solusi yang dihasilkan. Pertama yaitu perlu adanya pembuatan regulasi mengenai bisnis online yaitu terkait dengan spesifikasi, kualifikasi, perijinan, sampai regulasi mengenai pajaknya. Kemudian, pemerintah perlu menetapkan kurikulum yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Saat ini di dunia kerja sudah jarang membutuhkan tenaga kerja kasar, semua pekerjaan manual sudah banyak dialihkan dengan teknologi dan mesin, untuk itulah pendidikan kita harus bisa menyesuaikan dengan apa yang dibutuhkan di dunia kerja. Pembentukan inkubator bisnis untuk menunjang para start up bisnis di Malang juga menjadi salah satu solusi yang bisa diambil oleh pemerintah.

Perlu diadakan juga sebuah kolaborasi antara pihak pemerintah, pebisnis dan asosiasi tenaga kerja untuk menyiapkan Kota Malang ini dalam menghadapi era disrupsi revolusi industri 4.0. Misal dengan pelatihan rutin kemampuan hardskill dan softskill tenaga kerja yang diinisiasi oleh Balai Tenaga Kerja yang bisa diikuti oleh angkatan kerja dengan menghadirkan pemateri dari tenaga-tenaga ahli maupun pihak UMKM. Selain itu, penting juga diadakan sosialisasi kepada pihak UMKM terkait dengan proses perijinan, fasilitas bisnis, pemasaran produk, bantuan modal dan juga mengenalkan adanya forum UMKM di Malang.

Pada akhir acara, diadakan penandatangan draft hasil diskusi oleh seluruh perwakilan lembaga yang hadir. Harapannya solusi yang telah dirumuskan mampu menjadi rekomendasi bagi para stakeholder terkait, terutama Pemerintah Kota Malang dalam mengambil suatu kebijakan.

Scroll to Top
Skip to content