Para Mahasiswa FEB UB pasti tidak asing lagi dengan seorang Muhammad Farhan Azis. Mahasiswa asal Serang yang lahir tanggal 28 April 1998 ini baru saja mengharumkan nama FEB di persaingan Mahasiswa Berprestasi Universitas Brawijaya yang diselenggarakan Jum’at, 12 April 2019 lalu di Widyaloka. Tentunya hal ini juga didukung oleh KM FEB UB yang berpartisipasi untuk Vote Farhan Azis sebagai Mawapres Terfavorit.
Mahasiswa Akuntansi tahun 2016 ini juga memiliki segudang prestasi baik akademik maupun non akademik. Salah satunya yaitu menjadi Ketua DPM (Dewan Perwakilan Mahasiswa) Universitas Brawijaya periode 2019. Tentunya hal ini menjadi bekal Farhan Azis dalam bersaing membawa nama FEB di ajang Mawapres UB.
Mawapres merupakan singkatan dari Mahasiswa Berprestasi yang bersaing di tingkat jurusan, fakultas, universitas hingga nasional. Prestasi dalam hal ini dilihat tidak hanya dari akademik saja, tetapi keaktifan mengikuti lomba, berprestasi dalam minat dan bakat, kemampuan kepemimpinan, dan kepedulian sosial dengan menjadi relawan juga ikut dipertimbangkan. Memang idealnya harus memiliki Indeks Prestasi diatas 3,00, tetapi Farhan menambahkan bahwa prestasi yang lain juga masuk dalam penilaian.
Tentu saja keikutsertaan Farhan Azis dalam Mawapres UB apalagi menjadi lima besar patut dibanggakan. Sejarah Mawapres dari FEB yang kurang dilirik para juri Mawapres menjadi salah satu alasan FEB jarang menang. Pemenang yang mayoritas dari rumpun Sains dan Teknologi mengalahkan rumpun Sosial dan Humaniora. Hal ini dibuktikan dengan lima besar Mawapres UB yang empat lainnya dari rumpun Sains dan Teknologi, sedangkan Farhan Azis merupakan satu-satunya mahasiswa dari rumpun Sosial dan Humaniora.
Perjuangan Farhan Azis tak sia-sia. Pada Awarding Night tanggal 12 April 2019 yang diselenggarakan di Widyaloka, Farhan Azis meraih Juara Harapan II. Tentunya ini tidak lepas dari dukungan seluruh KM FEB UB. Menurut Farhan Azis, hingga bisa seperti ini, Ia selalu berpendirian teguh untuk menyeimbangkan segala hal. Sebagai mahasiswa, tentunya harus bisa menyeimbangkan antara kuliah/akademik, organisasi dan berbagai perlombaan. Memang terkadang lelah karena kurang tidur, tetapi Ia percaya bahwa lelah yang dirasakan akan berguna bagi kedepannya.