febub-logo

Perguruan Tinggi Benteng Terakhir: Sosialisasi Anti-Korupsi KPK di Universitas Brawijaya

Universitas Brawijaya (UB) melakukan kolaborasi bersama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan menyelenggarakan Sosialisasi Penguatan Pendidikan Integritas di Perguruan Tinggi Negeri (PIEPTN) dan Pengendalian Gratifikasi. Acara ini berlangsung di Aula Gedung F, lantai 7, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UB.

Ketua KPK RI, Bapak Setyo Budiyanto, hadir sebagai pemateri utama dalam acara ini. Pembukaan kegiatan diawali dengan sambutan dari Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D.Med.Sc. Dalam sambutannya, beliau menekankan bahwa UB telah mengambil langkah-langkah mitigasi untuk mencegah praktik gratifikasi, khususnya yang kerap terjadi dalam proses akademik mahasiswa.

Selanjutnya, sesi sosialisasi dimoderatori oleh Wakil Dekan Bidang Umum, Keuangan, dan Sumber Daya FEB UB, Prof. Dr. Asfi Manzilati, S.E., M.E. Dalam paparannya, Bapak Setyo Budiyanto menjabarkan kondisi Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia yang masih rendah, yaitu 37 dari 100, menurut lembaga Transparency International. Beliau juga menyoroti tantangan untuk mencapai Visi Indonesia Emas 2045, yang membutuhkan penguatan empat pilar utama: Pembangunan Manusia dan IPTEK, Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan, Pemerataan Pembangunan, serta Pemantapan Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Pemerintahan.

Lebih lanjut, Bapak Setyo menguraikan modus-modus korupsi yang sering terjadi di lingkungan perguruan tinggi, meliputi pengelolaan aset dan anggaran keuangan, penerimaan mahasiswa, pemilihan rektor, gratifikasi, serta pengadaan dan proyek. Meski demikian, beliau menegaskan bahwa perguruan tinggi merupakan “benteng terakhir akal sehat,” yang berperan sebagai pemikir, penggerak, dan penjaga nilai-nilai luhur.Lebih lanjut, Bapak Setyo menguraikan modus-modus korupsi yang sering terjadi di lingkungan perguruan tinggi, meliputi pengelolaan aset dan anggaran keuangan, penerimaan mahasiswa, pemilihan rektor, gratifikasi, serta pengadaan dan proyek. Meski demikian, beliau menegaskan bahwa perguruan tinggi merupakan “benteng terakhir akal sehat,” yang berperan sebagai pemikir, penggerak, dan penjaga nilai-nilai luhur.

“Generasi muda sangat memengaruhi sebuah negara dengan apa-apa yang mereka lakukan. Saya yakin, apa-apa yang telah dilakukan Universitas Brawijaya akan berpengaruh ke banyak hal. Jika bicara kemampuan, maka semua pasti mampu. Hanya saja, kemauan adalah yang paling penting,” ujar Bapak Setyo Budiyanto. Setelah pemaparan materi, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang diikuti oleh para dosen dan mahasiswa dari seluruh fakultas di UB. Antusiasme peserta dalam mengajukan pertanyaan patut diapresiasi.

Sebagai penutup, Prof. Asfi Manzilati menyampaikan pesan inspiratif: “Bagaimana tegak dalam prinsip, strategi dalam berpikir, tegas dalam bertindak, lembut dalam mendidik.”

Melalui acara ini, diharapkan setiap individu memiliki andil dan tanggung jawab untuk melakukan pencegahan korupsi, dimulai dari diri sendiri dan lingkungan sekitar. (an,25)

Scroll to Top
Skip to content