

Malang, 24 Oktober 2025 – Aula Gedung F Lt. 7, FEB UB
Ngobrol hangat, ilmu yang relevan. Itulah suasana Seminar Mental Health kolaborasi DWP FEB UB dan ULKPKS FEB UB bertema “Pulih, Kuat, Bahagia: Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Tantangan Hidup.” Agenda ini dirancang sebagai ruang aman untuk memperluas literasi kesehatan mental sekaligus menguatkan jejaring dukungan di lingkungan kampus.
Acara dihadiri Ketua DWP FEB UB, Ibu Fadlun Abdul Ghofar; Ketua DWP UB, Ibu Rani Widodo; dan Sekretaris ULKPKS FEB UB, Bapak A. Muhammad Jazuli, S.E., M.M. Dalam sambutannya, Ketua DWP FEB UB menegaskan pentingnya fondasi batin yang sehat bagi setiap individu. “Kesehatan mental merupakan pondasi penting dalam kehidupan kita dan semoga kegiatan ini menjadi langkah nyata untuk menumbuhkan kesadaran dan kepedulian terhadap kesehatan mental, baik diri sendiri maupun lingkungan sekitar, agar dapat hidup sehat, harmonis, dan bahagia,” ujarnya.
Ketua DWP UB menambahkan bahwa program ini selaras dengan inisiatif DWP Sahabat Kampus Universitas Brawijaya yang berkomitmen menciptakan lingkungan kampus yang sehat, aman, dan bebas dari perundungan serta kekerasan seksual. “Seminar ini merupakan salah satu program kerja DWP Sahabat Kampus. Semoga menjadi wadah refleksi pembelajaran bahwa setiap individu berhak merasakan rasa aman, dihargai, dan bahagia di lingkungan tempat tinggal, belajar, dan bekerja,” tuturnya. Ia juga membuka diri mengajak mahasiswa dan sivitas akademika untuk curhat dan berkonsultasi melalui DWP Sahabat Kampus.
Dari perwakilan ULKPKS FEB UB disampaikan bahwa unit ini terbuka dan siap membantu siapa pun yang membutuhkan pendampingan. Pesan kuncinya sederhana namun kuat: jangan ragu mencari pertolongan—karena pulih adalah proses yang legit dan setiap langkah kecil berarti.
Setelah sesi sambutan, materi pertama dibawakan Ibu Ulifah Rahma, S.Psi., M.Psi. yang mengurai konsep dasar kesehatan mental, indikator keseimbangan emosi, serta strategi menjaga ketahanan diri. Selanjutnya, Ibu Wiwin Lukitohadi, S.Psi., S.H., CHRM, menekankan urgensi kesehatan mental bagi mahasiswa, termasuk cara mengenali tanda peringatan dini, membangun dukungan sosial, dan menavigasi layanan kampus ketika membutuhkan bantuan profesional.
Sesi ditutup dengan tanya jawab dengan peserta. Lewat seminar ini, FEB UB meneguhkan komitmen untuk menghadirkan lingkungan belajar dan bekerja yang inklusif, suportif, dan berdaya pulih sebab bahagia bukan tujuan akhir, melainkan hasil dari kesadaran, dukungan, dan tindakan nyata yang dilakukan bersama.









