“Autis bukanlah kondisi yang berbeda, tetapi bagaimana kita sebagai makhluk Tuhan tidak membeda-bedakannya”-Anonim
Kondisi luar biasa pada anak atau salah satunya autis tidak dapat diterima oleh semua orang. Banyak orang yang bahkan tidak mengetahui cara penanganan alami untuk anak autis. Dalam hal ini 6 orang mahasiswa Universitas Brawijaya yang terdiri dari Ahmad Miskatul Qulub, Firdaus Finuliyah, Anang Prayitno, Rizal Arifiandika, Maulana Rifqy Ferdiansyah, dan Nurul Fathiyah Wahab yang berada dibawah bimbingan Bapak Atu Bagus Wiguna, S.E., M.E ini membuat terobosan baru yang berhubungan dengan anak autis. Terobosan ini dinamakan Fun Hydroponics Therapy sebagai upaya peningkatan kemandirian anak autis di SLB Autis Laboratorium, Universitas Negeri Malang (UM). Terobosan ini menargetkan anak autis yang khususnya dalam program penelitian PKM di SDLB Autis Laboratorium, Universitas Negeri Malang (UM). Mereka sudah memulai penelitian ini semenjak awal November 2019. Tentunya, sudah banyak persiapan yang sudah mereka lakukan.
Ide yang sangat berpengaruh ini berawal dari perhatian lebih mereka terhadap anak autis. Ketua kelompok penelitian ini, Ahmad Miskatul Qulub menyampaikan, “Anak autis di Kota Malang jumlahnya cukup tinggi, maka dari itu anak autis ini harus mendapatkan pendidikan melalui terapi yang sesuai dengan kemampuannya, salah satunya dengan Fun Hydroponics Therapy ini”. Ahmad Miskatul Qulub atau biasa dipanggil Amiq ini juga menambahkan bahwa anak autis harus diberi kesibukan atau aktivitas sehingga anak lebih fokus untuk mengerjakan sesuatu. Amiq menjelaskan juga mengenai riset yang Ia dan teman-temannya lakukan sudah sampai pada sosialisasi ke masyarakat. Dalam rangka mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, Amiq dan kawan-kawan melakukan sosialiasi melalui aplikasi Zoom demi mencegahnya penularan Virus COVID-19.
Salah satu anggota dari tim ini, Firdaus Finuliyah, juga menjelaskan bahwa Fun Hydroponics Therapy ini memanfaatkan hidroponik sebagai media terapi untuk anak autis. Anak autis akan diajarkan penanaman, pemindahan, perawatan, hingga proses panin yang akan diolah menjadi brokoli cookies. Sayuran brokoli yang kaya akan protein ini dapat membantu kebutuhan protein anak autis. Sebelum adanya Pandemi COVID-19, SDLB Autis Laboratorium Universitas Negeri Malang (UM) sudah menggunakan hidroponik dengan jenis Deep Flow Tecnique (DFT). Tetapi karena adanya Pandemi COVID-19, pembelajaran dilakukan di rumah. Dalam menyikapi situasi pandemic seperti ini, Amiq dan kawan-kawan yang tergabung dalam Tim WEACTIVE memberikan buku panduan pelaksanaan Fun Hydroponics Therapy yang sudah dilengkapi dengan video animasi interaktif dan keberlanjutan pasca pandemic agar banyak orang terbantu dengan adanya program ini. Harapannya dengan adanya terobosan Fun Hydroponics Therapy ini dapat menjadi produk unggulan dan dapat melakukan kerjasama dengan pemerintah, khususnya Dinas Pendidikan.
Oleh : Niluh Maharani Safitri (niluhnoni12@gmail.com)