Kondisi pandemi covid 19 yang masih berlangsung hingga saat ini menjadi tantangan besar bagi penerimaan pajak di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan oleh Dekan FEB UB Abdul Ghofar, SE., M.Si., DBA., Ak dalam sambutan kuliah tamu Seri Inklusi Kesadaran Pajak kerjasama FEB UB dengan Kanwil DJP Jatim I, Selasa (8/9/2021) secara daring.
“Saya melihat tantangan yang dihadapi oleh Direktorat Jenderal Pajak saat ini makin berat karena pandemi belum berahir, ekonomi masih lesu sementara target penerimaan pajak tinggi,” kata Ghofar.
Tahun 2020 lalu menurut Ghofar perekonomian Indonesia terkontraksi 2,07 % yang berimbas kepada penerimaan pajak negara. Di sisi lain sambung Ghofar pemerintah membutuhkan dana yang besar sebagai stimulus pemulihan ekonomi.
Walaupun kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih baik dibandingkan negara lain di kawasan ASEAN namun menurut Ghofar diperlukan stimulus ekonomi yang besar agar perekonomian Indonesia bisa pulih kembali.
“Saat ini pemerintah banyak mengucurkan stimulus perpajakan seperti penurunan pajak kendaraan bermotor, penurunan pajak perumahan yang semua hal tersebut bertujuan agar pemulihan ekonomi bisa segera berjalan,” imbuhnya.
Untuk itu kebijakan disektor perpajakan menurut Ghofar menjadi penting agar kondisi fiskal negara bisa menjadi sehat dan berkeadilan.
Seminar seri inklusi kesadaran pajak ini menghadirkan Kepala LLDIKTI Wilayah VII Jawa Timur, Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA; kemudian Kepala Kantor Wilayah DJP Jawa Timur I, Prof. Poltak Maruli John Liberty Hutagaol, dan Dekan FEB UB, Abdul Ghofar, SE., M.Si., DBA., Ak., CA.
sumber : http://kanal24.co.id/read/tantangan-perpajakan-makin-besar