Pada tanggal 2-3 November 2023, Departemen Ilmu Ekonomi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya dengan bangga menyelenggarakan The 2nd Brawijaya Economics and Finance International Conference (BEFIC) yang bertemakan “From Ideas to Impacts: Advancing Inclusive Development and Equality Through Innovative Economics Finance and Business”. Acara yang diadakan di Aula Gedung Utama Lt.3 FEB UB ini menjadi salah satu wadah penting bagi para akademisi, peneliti, praktisi, dan mahasiswa untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan hasil penelitian terbaru di bidang ekonomi dan keuangan dalam skala internasional.
BEFIC 2023 merupakan kolaborasi antara Universitas Brawijaya, PT PII (Penjaminan Infrastruktur Indonesia), dan IIGF Institute. Tak hanya itu, acara ini juga mendapatkan dukungan dari LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) dan Bank Jatim sebagai sponsor utama dengan Universitas Udayana, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Islam Negeri Malang, dan Universitas Siliwangi sebagai co-host.
Acara ini dibuka dengan sambutan dari Ketua Departemen Ilmu Ekonomi, Dr.rer.pol. Ferry Prasetyia, S.E.,M.App.Ec., kemudian dilanjutkan dengan opening remarks dari Dekan FEB UB, Abdul Ghofar, S.E.,M.Si.,M.Acc.,DBA.,Ak.,CA. Sebelum memasuki panel session, Prof. Candra Fajri Ananda selaku Staf Khusus Bidang Perumusan Kebijakan Fiskal Sektoral Kementerian Keuangan sebagai keynote speaker memberikan pandangannya tentang ‘Innovation Economies and Fiscal Regional Dynamics’.
Susunan acara BEFIC tahun ini dibagi menjadi 3 panel session. Panel session pertama, yang dimoderatori oleh Dias Satria, S.E.,M.App.Ec.,Ph.D, Akademisi Departemen Ilmu Ekonomi FEB UB, menghadirkan Prof. Alex Lechner dari Monash University yang memberikan wawasan baru tentang ‘Green Innovation Economies: Advancing Environmental Sustainability and Reducing Inequality’, sebuah topik yang jarang dibahas namun sangat menarik untuk dibahas dalam lingkup ekonomi. Sesi kemudian dilanjutkan oleh Andre Permana, Ph.D selaku Direktur PT. PII yang mempresentasikan tentang ‘Creative Financing for Infrastructure Development’. Dalam presentasinya, beliau memberikan sudut pandang baru mengenai keuangan kreatif kepada para audiens.
Acara kemudian dilanjutkan ke panel session kedua yang dimoderatori oleh Prof. Setyo Tri Wahyudi, S.E.,M.Ec.,Ph.D, Akademisi Departemen Ilmu Ekonomi FEB UB. Panel session kedua ini menghadirkan 3 pembicara, yang pertama adalah Prof. Rodrigo Martín-Rojas dari Universidad de Granada Spanyol. Beliau memberikan kuliah singkat seputar future education yang bertajuk ‘Opportunities & Challenges in Innovation Economics and Business: Framework, Updates, and Prospects’. Pembicara kedua adalah Prof. Devanto Shasta Pratomo dari Universitas Brawijaya yang juga merupakan Sekretaris Anggota Dewan Pertimbangan Presiden RI. Beliau memberikan pemaparan tentang ‘Future of Work in Innovative Economies: Navigating Opportunities and Challenges in the Labour Force’. Kemudian pembicara ketiga dari panel session kedua ini adalah Muhammad Rifqi, Ph.D, CFA selaku koordinator research group LPS (Lembaga Penjamin Simpanan). Beliau membagikan pengetahuan baru dalam perbankan digital dalam presentasinya yang berjudul ‘Safeguarding Innovation: The Evolving Role of Indonesia Deposit Insurance Corporation in Digital Banking’.
Panel session ketiga yang merupakan sesi terakhir dari acara BEFIC 2023 ini dimoderatori oleh Farah Wulandari Pangestuty, S.E.,M.E.,Ph.D, Akademisi Departemen Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya dan menghadirkan 3 pembicara. Pembicara pertama adalah Prof. M. Umar Burhan dari Departemen Ilmu Ekonomi FEB UB yang memberikan kuliah singkat bertemakan ekonomi Islam yang berjudul ‘Innovative Institutional Economics in Islamic Social Finance’. Kemudian dilanjutkan oleh Prof. Habib Ahmed dari Durham University Inggris sebagai pembicara kedua. Beliau membagikan wawasan baru tentang ‘Financial Inclusion and Islamic Social Finance: Prospects and Challenges’. Panel terakhir ini ditutup oleh pembicara ketiga yaitu Associate Prof. Datin Dr. Wan Marhaini Binti Wan Ahmad dari Universiti Malaya. Beliau membagikan sudut pandang baru tentang penerapan ekonomi Islam dalam presentasinya yang berjudul ‘How Islamic Economics and Finance Shaping Future Development of Global Ethical Financial Services?’.
Dengan kualitas pembicara dari berbagai negara dan topik yang variatif, BEFIC 2023 diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi, pengetahuan, dan wawasan bagi semua peserta yang hadir. FEB UB berharap dengan dilaksanakannya BEFIC dapat memajukan pemahaman serta membantu perkembangan ilmu ekonomi dan keuangan terutama di Indonesia. [essa, 2023]