Indonesia Harus Bersiap Hadapi Asean Economic Community 2015

Prof. Joseph Mula: Writing Retreat for International Publication
31 May 2013
Pembekalan KKNP Mahasiswa Jurusan Akuntansi
3 June 2013

Fakultas Ekonomis dan Bisnis (FEB UB) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (Kemendag RI) mengadakan kuliah umum yang diselenggarakan di Aula Gedung F FEB-UB. Kuliah umum kali ini yang dilaksanakan pada hari Jum’at (31/5) dengan mengambil tema “Asean Economic Community 2015 dan Kesepakatan Kerja Sama Asean dengan Mitra Dialog” dengan pembicara Direktur Kerja Sama Asean dari Kemendag RI yakni Djatmiko Bris Witjaksono, SE., MSIE yang merupakan alumni dari Jurusan Ilmu Ekonomi FEB UB angkatan 1989. Kuliah umum yang dihadiri oleh para mahasiswa dan sejumlah dosen yang hadir, turut hadir pula Dekan FEB-UB, Gugus Irianto, SE., MSA., Ph.D., Ak. beserta jajarannya. Diawali sambutan oleh Djatmiko Bris Witjaksono, SE., MSIE. , kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Gugus Irianto, SE., MSA., Ph.D., Ak. , kuliah umum ini dibuka secara langsung oleh Dekan FEB-UB.

Pemerintah Indonesia berusaha terus meningkatkan diplomasi perdagangan dengan harapan dapat berkonstribusi positif bagi perekonomian Nasional melalui pembukaan akses-akses pasar baru. Terutama untuk mendorong dan mendukung kegiatan ekspor, sejalan dengan salah satu tugas dari Kemendag RI, yakni meningkatkan nilai ekspor nasional. Karena eksport nasional memiliki peran penting bagi perekonomian Indonesia. Kemendag memiliki tiga strategi besar dalam konteks diplomasi perdagangan. Pertama, mendorong kerja sama perdagangan Bilateral. “Kami selalu mencari peluang dan coba menjembatani berbagai prakarsa inisiatif program kegiatan yang berada di lingkup kerja sama bilateral.” ujar Djatmiko Bris Witjaksono, SE., MSIE. dalam sambutannya.  Kedua, strategi pendekatan kerja sama perdagangan Regional. Termasuk dalam lingkup kerja sama perdagangan tingkat ASEAN. Ketiga, Kemendag RI mendorong diplomasi perdagangan di tingkat Multilateral, yang mencakup seluruh negara-negara dunia di dalam satu wadah. Salah satunya adalah di dalam World Trade Organisation (WTO).

Terkait kerja sama perdagangan di ASEAN, hal ini sangat penting dan perlu kita kawal bersama. Dalam waktu dekat yakni pada tahun 2015, Indonesia harus menyiapkan diri untuk menghadapi Asean Economic Community 2015. Indonesia tidak boleh hanya menjadi potential market, namun harus mampu berperan aktif dan memanfaatkan kerja sama ini. “Bukan hanya tanggung jawab Kemendag atau pemerintah, namun juga tanggung jawab bersama seluruh elemen dan komponen di Indonesia untuk mengawal Indonesia dalam kerja sama ini.” lanjut Djatmiko Bris Witjaksono, SE., MSIE. Maka dari itu peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia sangat dibutuhkan. “Secara bertahap dan berkesinambungan, kami berusaha untuk menghasilkan lulusan-lulusan yang berkualitas unggul.” ucap Gugus Irianto, SE., MSA., Ph.D., Ak. ketika memberikan sambutan. Hampir seluruh program studi di FEB-UB telah mendapatkan Akreditasi A dari BAN-PT, dengan begitu para lulusan FEB-UB lebih unggul dan lebih siap dalam menghadapi menghadapi Asean Economic Community 2015. FEB-UB juga terus berusaha untuk meningkatkan kualitas lembaga pendidikan ini sendiri, karena persaingan di dunia pendidikan juga sangatlah kompetitif.

Salah satu strategi yang dilakukan pemerintah adalah Diplomasi Perdagangan melalui kerja sama dengan skala Regional. Salah satunya adalah Asean Economic Community 2015. Pada awalnya Asean Economic Community akan diberlakukan pada tahun 2020, namun setelah melihat perkembangan ekonomi dunia, tahun 2020 dirasa terlampau lama. Maka dari itu, pemberlakuan Asean Economic Community dipercepat menjadi tahun 2015. “Kita perlu merubah culture. Ini persoalan sederhana, namun akan menentukan jalannya negara. Sebaiknya kita mengikuti culture negara maju.” tegas Djatmiko Bris Witjaksono, SE., MSIE. . Culture yang dimaksud adalah tentang hukum, ketepatan, kebersihan dan beberapa hal lain. Hal-hal tersebut merupakan ciri negara maju yang perlu kita contoh demi memajukan Negara Indonesia. Pada tahun 2007, blue print mengenai kerja sama ini telah dibuat. Dari awal pelaksanaan hingga evaluasi. Asean Economic Community 2015 sendiri merupakan kerja sama perdagangan yang akan mampu meningkatkan perdagangan antar negara di kawasan ASEAN, baik itu pasar barang, pasar jasa dan juga investasi.

Dalam pelaksanaan kerja sama tersebut, produk kita harus bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Maksudnya adalah produk kita harus memimpin pasar di negara kita, dan untuk terwujudnya hal tersebut perlu usaha dari para produsen dalam negeri serta kesadaran konsumen dalam negeri untuk menggunakan produk dari negeri kita sendiri. Pangsa Pasar di indonesia memang sangat besar dan diincar oleh berbagai pihak untuk memasarkan produk mereka, namun apabila kita tidak membuka diri, negara kita akan kurang berkembang. Salah satu alasan dibentuknya Asean Economic Community 2015 adalah untuk mengembangkan perekonomian Indonesia. Telah banyak pengusaha dan pekerja asal Indonesia yang sukses berkarir di berbagai negara. “Jumlah orang Indonesia yang bekerja di Malaysia saja sudah mencapai lebih dari 2 juta orang.” ujar Djatmiko Bris Witjaksono, SE., MSIE. . Belum lagi orang-orang Indonesia yang bekerja di berbagai negara lainnya. Di Amerika Serikat, cukup banyak orang Indonesia yang bekerja di Industri perfilman Hollywood, di Jepang juga cukup banyak orang Indonesia pembuat program aplikasi, sementara di Eropa sudah banyak orang Indonesia yang bekerja di industri teknologi, dan masih banyak lagi kiprah orang Indonesia di berbagai negara.

Keberhasilan Indonesia untuk berperan aktif dalam Asean Economic Community 2015 bergantung pada seluruh masyarakat Indonesia. Bukan hanya pemerintah atau pengusaha, masyarakat luas harus turut berperan aktif dalam usaha ini. Dua diantaranya adalah berusaha meningkatkan kualitas diri dan menggunakan produk negara kita sendiri. Dengan begitu kualitas SDM kita akan meningkat dan memungkinkan kita untuk bekerja negara di ASEAN dan produk negara kita dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri. “Kata kunci dalam upaya memenangkan persaingan di Asean Economic Community 2015 adalah daya saing dari berbagai sektor. Kami para akademisi mendapat tantangan untuk menghasilkan lulusan berkualitas tinggi, agar dapat bersaing tidak hanya di kancah Nasional, namun juga di kancah Internasional.” ucap  Setyo Tri Wahyudi, SE., MEc., Ph.D. selaku moderator menyimpulkan materi dalam kuliah umum kali ini. (azm/yni)