FEB-UB, Malang – Kedatangan Bayu Skak dan Dinar Hana sebagai narasumber Creationomics Business Creativity Competition (CBCC) 2019 membuat suasana seminar hari ini (11/8) semakin meriah, dan peserta seminar semakin antusias untuk mengikuti sesi kedua seminar CBCC.
Seminar sesi kedua ini dipandu oleh salah satu dosen berprestasi Jurusan Manajemen yaitu Nadiyah Hirfiyana Rosita, SE., MM., CMA. Selain menjadi pengajar di jurusan manajemen, Nadiyah juga penggiat ekonomi kreatif dan aktif memberikan sharing knowledge bersama masyarakat dalam mengelola potensi ekonomi lokal.
“Globalizing Local Wisdom for Sustainability” menjadi tema besar yang melatarbelakangi terlaksananya CBCC pada tahun ini yang secara singkat menjelaskan kekhawatiran tergerusnya kearifan potensi lokal oleh kemajuan teknologi dan era globalisasi.
Salah satu narasumber di sini adalah Bayu Skak, selain menjadi content creator seorang Bayu Skak juga mengembangkan bisnis di bidang industri kreatif, karena dari awal dia sudah bekomitmen untuk menjalankan bisnis di dunia industri kreatif, “Karena saya dari awal sudah terjun di bisnis kreatif, sampai saat ini saya masih mempertahankan, karena menurut saya lebih baik kita fokus dalam satu bidang yang diminati dan bisa maksimal” – Ujar Bayu
Mengutamakan penguatan potensi lokal, seperti bahasa nasional dan lokal, Bayu Skak meyakinkan kepada audiens bahwa bisnis yang membawa nilai budaya pasti memiliki resiko tantangan yang tinggi, namun dibalik resiko yang tinggi, pasti menyimpat peluang yang sangat tinggi pula.
“Saya baru menjadi sutradara di Film Yo Wis Ben, dulu saat awal, berapa kali saya ditolak banyak PH, tantangannya besar karena film ini full bahasa Jawa, PH khawatir tidak balik modal karena konsep film yang saya ambil ini penuh resiko, namun saya buktikan kemaren bahwa film Yo Wis Ben bisa meraih untung dan hingga ditonton 900,000 penonton seluruh Indonesia dan sudah menayangkan Yo Wis Ben jilid 2.” Papar Youtuber asal Malang tersebut.
Menurut Bayu, hal ini dikarenakan masyarakat kita saat ini masih menganggap remeh kearifan lokal. baik dianggap ndeso atau kurang menjual.
Sementara itu, menurut Dinar dalam sesi sharing selanjutnya bersama audiens yang kebanyakan masih berstatus mahasiswa, Ia memberikan tips dalam mengatasi kendala membagi tugas sebagai seorang mahasiswa yang sekaligus aktif berbisnis, berorganisasi dan juga berprestasi. Menurut Dinar, dengan menjaga stabilitas komitmen yang telah dibuat, membagi waktu itu akan terasa mudah “kalau membagi tugas sangat mudah, tinggal membagi timeline, sekarang yang perlu diperhatikan adalah komitmen.” – Kata Dinar yang menggeluti bisnis dibidang Akademik, IT, kedai kopi dan juga menjadi CEO sebuah perusahaan IT di Malaysia.
Dinar juga menyampaikan tentang salah satu kunci keberhasilan adalah melaui kolaborasi dan peka terhadap setiap perkembangan dunia. “Open minded people, mudah menyelesaikan masalah, close minded people, selalu membahas masalah, kita dosen teknik tapi bisa buka usaha kedai kopi karena kita open minded, jadi apapun bisa dilakukan oleh siapapun, dan lebih bagus lagi jika berkolaborasi.” – Kata Dinar.
Peserta seminar sangat antusias dalam mengikuti rangkaian acara seminar CBCC 2019 hingg akhir sebagaimana Vina, sebagai salah satu finalis CBCC 2019 yang menurut dia pemateri yang tampil sangat menginspirasi. ”Seminar cbcc 2019 keren banget dengan pemateri yang sangat menginspirasi dan banyak ilmu yang didapat terutama tentang bisnis di era digital. Semoga cbcc 2019 yang diadakan tiap tahun semakin wahh dengan mengundang pemateri yang semakin super keren pula.” – Tanggapan dan Harapan Vina.
Pada Akhir acara, ditutup dengan pemberian Cinderamata untuk pemateri yaitu Dinar Hana dan Bayu Skak oleh Ketua Pelaksana CBCC 2019 yaitu M. Abdi Dzil Ikhram, SE, MM.