Salah satu indikator keberhasilan kampus adalah jumlah guru besar yang dihasilkan. Untuk saat ini dengan 259 guru besar UB masuk dalam peringkat 7 universitas dengan jumlah guru besar terbanyak.
Hal tersebut di sampaikan oleh Rektor UB Prof. Nuhfil Hanani pada sambutan pengukuhan tiga guru besar hari ini Rabu (18/12/2019) di Gedung Widyaloka, salah satu guru besar berasar dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis yaitu Prof. Devanto Shasta Pratomo.
“Indikator kampus yang bagus salah satunya adalah jumlah guru besar dan Alhamdulillah hari ini bertambah tiga dari jurusan sosial,” kata Nuhfil.
Namun Nuhfil belum merasa puas karena jumlah guru besar yang saat ini sudah banyak yang pensiun dan mendekati pensiun. Untuk itu dirinya berharap para dekan fakultas mendorong bagi dosen yag sudah memenuhi syarat untuk di dorong mengajukan guru besar.
“Salah satu poin kontrak kinerja para dekan adalah jumlah guru besar yang dihasilkan dan ini saya monitor terus. Minimal dimulai dari dekan yang belum profesor,” lanjut Nuhfil yang disambut tawa para hadirin.
Menurut Nuhfil idealnya UB bisa menghasilkan 23 profesor setiap tahun dan menurutnya potensi itu ada dan perlu untuk dikejar. Jika target ini tercapai maka rasio mahasiswa dan jumlah profesor akan semakin mendekati angka ideal. Dengan angka yang semakin ideal secara langsung juga akan mendorong peringkat UB kearah yang lebih baik.
“Awal tahun depan sudah siap 6 yang sedang dalam proses dan semoga hasilnya cepat. Intinya saya mengajak semua pihak untuk fokus ke arah sana,” lanjut mantan Dekan FP UB ini.
Pendapat Rektor ini juga diamini oleh Ketua Senat UB Prof. Dr Arifin. Menurut Arifin proses regenerasi guru besar menjadi salah satu yang harus di dorong oleh semua pihak di UB agar angka ideal tersebut bisa segera tercapai.
“Senat UB mendorong agar para dekan bisa memprioritaskan dan mendorong para dosen yang sudah memenuhi syarat mengajukan guru besar,” pungkas Arifin.