Tim dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya melaksanakan kegiatan Pengabdian Masyarakat. Kegiatan. Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh tingginya angka penyandang disabilitas di Jawa Timur yang mencapai 39.342 penyandang disabilitas. Kegiatan pengabdian ini difokuskan pada upaya pemenuhan aksesbilitas non fisik yang salah satunya dalam bentuk sosialisasi komunikasi Bahasa isyarat kepada masyarakat umum di Desa Ngijo, Kec. Karangploso, Kabupaten Malang. Berangkat dari kepedulian tersebut, Tim Pengabdian Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) yang terdiri dari dua dosen departemen Ilmu Ekonomi, Dr.rer.pol. Ferry Prasetyia, S.E., M.App.Ec. dan Farah Wulandari Pangestuty, S.E., M.E., Ph.D. melakukan pelatihan kewirausahaan bagi para penyandang disabilitas di Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Kegiatan pelatihan tersebut juga dibantu oleh tenaga kependidikan dan mahasiswa FEB UB, Anorti Ika Wijaya, Adinda Putri Nuraini, dan Asyadia Haq Zahra Wijaya, serta tim dari Komunitas Omah Gembira.
Dengan adanya kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk menumbuhkembangkan kepedulian masyarakat agar terwujud pemenuhan hak dasar penyandang disabilitas menikmati kehidupan bermasyarakat yang layak, meningkatkan kemampuan masyarakat umum berkomunikasi dengan penyandang disabilitas rungu, dan memfasilitasi partisipasi aktif penyandang disabilitas khususnya tuna rungu dalam masyarakat. Kegiatan ini berlangsung pada Sabtu, 15 Juli 2023.
Pelaksanaan Pelatihan Softskill Bahasa Isyarat Bagi Penggerak PKK Kec. Karangploso
Bertempat di Balai Desa Ngijo, Kec. Karangploso, Kab. Malang, Pelatihan Softskill Bahasa Isyarat Bagi Penggerak PKK dilaksanakan. Antusias para disabilitas dan ibu-ibu PKK membuat kegiatan pengabdian ini berjalan dengan lancar. Kegiatan ini dilaksanakan dengan memberikan pelatihan kepada ibu-ibu PKK mulai dari pembelajaran huruf/abjad menggunakan bahasa isyarat, mencoba perkenalan diri menggunakan bahasa isyarat hingga memperkenalkan beberapa jenis salam menggunakan bahasa isyarat.
Kegiatan ini berlangsung dengan cukup ramai dan meriah akibat antusias dari ibu-ibu PKK. Di akhir acara, seluruh pihak sepakat bahwa kegiatan softskill bahasa isyarat bagi penggerak PKK sangat penting dilakukan secara kontinue, dikarenakan masyarakat sekitar juga perlu untuk mengetahu dan memahami bahasa para penyandang disabilitas.